Berita Riau
Jasa SAMPAN PENYEBERANGAN Unik di Sungai Siak antar Perawang-Bakal, Raup Uang Rp 400 Ribu Sehari
Jasa sampan penyeberangan unik di Sungai Siak antar Perawang-Bakal di Riau, bisa raup uang sampai Rp 400 ribu sehari, persingkat waktu tempuh 45 menit
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Tribunsiak.com berkesempatan menyebrang menggunakan jasa sampan penyeberangan itu pada Senin (11/3/2019).
Baca: TERUNGKAP Identitas Pelaku Pengrusakan di Bank BNI 46 Dumai, Sempat Ancam Teller, Bukan Perampokan
Baca: Bakar Foto dan Sweeping Ruang Kerja Gubernur Riau Syamsuar, Massa Ancam Pasang Tulisan Rumah Hantu
Baca: ANCAM Teller BNI 46 Dumai dengan Parang, Margono Ternyata Penjual Bandrek, Ini Kata Keluarganya
Dari Perawang, menelusuri jalan raya menuju penyeberangan fery lama.
Sesampai di tepian penyeberangan lama, beberapa orang pemuda tampak sigap memandu pemotor.
Bahkan mereka membantu menaikkan sepeda motor penumpang ke atas sampan.
Sepeda motor bisa disusun 6-7 unit di dalam sampan.
Sampan-sampan ini dibuat lebih besar dari sampan biasanya.
Para pengendara memegang sepeda motor atau dapat bersantai di atas sampan sembari menghisap sebatang rokok.
Sampan yang kita tumpangi bakal berpapasan dengan sampan lain yang juga membawa penumpang.
Sampan kayu tersebut dibuat cukup unik.
Untuk melindungi penumpang dari terik matahari dan hujan, sampan-sampan itu pasang atap seng oleh pemiliknya.
Kini, seluruh sampan sudah dipasangi mesin, sehingga pemilik tidak perlu lagi mengayuh hingga ke tepian.
Sebelum sampan berangkat, pemuda -pemuda yang memang bekerja membantu penyeberangan itu membantu melepaskan tali.
Nahkoda sampannya mengecek penumpang, lalu menagih bayaran.
Baca: CALEG Cantik Partai GERINDRA di Pekanbaru, Terinspirasi Permaisuri Yordania Rania Al Abdullah
Baca: KISAH Caleg Cantik Asal Pekanbaru, Latih Warga Kurang Mampu dan Sedih Lihat Anak Putus Sekolah
Baca: KISAH Caleg Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Designer Pakaian hingga Tampil di Dunia Politik
"Rp 10 ribu saja pak, buk. Kita mau berangkat," ujar Nakhoda dengan logat Batak.
Para penumpang pun merogoh kocek masing-masing.
