Berita Riau
Akibat Karhutla, Udara di Rohil dan Dumai Tak Sehat
Kondisi udara di beberapa wilayah di Riau terpantau dalam kondisi tidak sehat. Bahkan ISPU di Kabupaten Rokan Hilir di level sangat tidak sehat.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kondisi udara di beberapa wilayah di Riau terpantau dalam kondisi tidak sehat. Bahkan di Kabupaten Rokan Hilir, pada Senin (25/3/2019) sore kemarin, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah berada pada level sangat tidak sehat.
Kemudian di Kota Dumai, ISPU sudah menunjukkan pada level Tidak Sehat.
Sedangkan ISPU yang ada di Pekanbaru, Siak dan Bengkalis pada posisi sedang.
Kondisi udara yang tidak sehat tersebut diduga kuat akibat tercemar kabut asap pembakaran lahan dan hutan di Riau yang terus meluas.
Baca: Wabup Bengkalis Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Pipa Transmisi di Inhil
Baca: Ciptakan Motor Terbang, Perusahaan di Jepang Ini Targetkan Penjualan pada 2022
Berdasarkan data yang Tribun himpun di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Selasa (26/3/2019), tercatat luas lahan yang terbakar di Riau sepanjang tahun 2019 ini mencapai 2.778,19 hektare (Ha).
Paling luas ditemukan di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 1.271.83 Ha.
Kemudian di Rohil 409 Ha, Siak 321.75 Ha, Kepulauan Meranti 222.4 Ha, Dumai 220.25 Ha, Inhil 112.1 Ha, Pelalawan 77 Ha, Inhu 64.5 Ha, Pekanbaru 39.76 Ha, Kampar 32.6 Ha, Kuansing 5 Ha dan paling rendah di Rohul seluas 2 Ha.
"Hari ini Satgas Kathutla sedang melakukan pemadaman kabakaran lahan yang ada di wilayah Dumai dan Siak," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger.
Baca: Ciptakan Motor Terbang, Perusahaan di Jepang Ini Targetkan Penjualan pada 2022
Edwar mengungkapkan, personil gabungan dari TNI, Polri, Manggalan Agni, BPBD dan masyarakat setempat terus berjibaku melakukan pemadaman api di lokasi lahan yang terbakar.
Setidaknya ada 5.000 personil yang disebar di berbagai titik di lahan yang terbakar.
"Selain lewat darat, kita juga terus melakukan pemadaman lewat udara dengan melakukan water bombing," ujarnya.
Untuk kekuatan udara, ada tujuh unit heli yang disiapkan untuk waterbombing.
Di antaranya tiga unit dari BNPB, tiga unit helikopter dari Sinarmas serta 1 unit heli dari KLHK. Sedangkan untuk patroli udara ada lima unit.
Di antaranya, 1 unit heli TNI AU, 1 unit heli TNI AD, 1 unit heli Polri, satu unit heli KLHK, satu unit heli RAPP .
"Jumlah ada tujuh heli untuk water bombing dan lima heli patroli serta satu pesawat jenis Cassa untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
