Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap
Novel Baswedan, mengaku memandang sebelah mata proses pengungkapan kasus penyerangan yang dialaminya.
"Orang-orangnya KPK yang sedang mengungkap, semuanya digangguin," kata Novel.
"Persekongkolan jahat itu tidak boleh dibiarkan, mau sampai kapan?"
"Siapa pun yang mengetahui korupsi-korupsi yang luar biasa di Indonesia, harusnya marah,"
"Sangat tidak nasionalisme kalau kemudian mengetahui begitu parahnya korupsi namun tidak marah," lanjutnya.
Simak videonya di bawah ini:
Baca: BREAKING NEWS: Hilang Tiga Hari, Warga Rengat Riau Ditemukan Meninggal di Sekitar Kelok Sembilan
Baca: Kumpulan Doa-doa Sehari-hari, Mulai Doa Sebelum Makan, Tidur hingga Turun Hujan
Baca: Sinopsis Episode 5 Drama Korea 100 Days My Prince, Won Deuk Cemburu & Posesif, Tayang di Trans TV
Diberitakan sebelumnya, wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan salat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.
Sejak saat itu, Novel fokus menjalani serangkaian operasi guna penyembuhan matanya.
Proses penyembuhan juga dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.
Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, menurut hasil diagnosis dokter yang merawatnya pada waktu itu, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen.
Sementara, mata kanan Novel mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya.
Sejumlah aktivisi antikorupsi sendiri telah mendesak Jokowi untuk membentuk tim independen dalam penanganan kasus tersebut.
Apalagi, kasus itu telah berlalu tanpa ada satu pun pelaku yang ditangkap polisi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap