Indragiri Hilir
Buahan Beracun yang Digemari untuk Dijadikan Makanan, Tumbuhnya Liar di Tepi Sungai
Buah yang tumbuh liar di pinggiran Sungai Reteh dan Gangsal ini, menjadi idola setelah diolah menjadi manisan.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Setelah sukses dan mendapat sambutan baik dari masyarakat, Daud yang saat itu masih menjabat sebagai Pj Desa Pasar Kembang kembali mengenalkan manisan buah pele kambeng di pelaksanaan MTQ tingkat Kecamatan Keritang dan berhasil mengahbiskan sekitar 30 kg manisan.
“Akhirnya kita coba lagi di MTQ Kabupaten Inhil tahun 2018 di Kecamatan Gaung Anak Serka tahun kemarin, waktu itu kita sampai 3 kali bikin. Karena permintaan banyak waktu itu, malah di hari pertama MTQ kita perkenalkan 18 kg langsung habis satu hari,” beber Daud.
Baca: Siswa SMK Kehutanan Pekanbaru Minum Air Sungai Saat Tersesat di TNBT, Persediaan Air Habis dan Lelah
Melihat antusias dan respon asyarakat yang cukup bagus terhadap manisan ini, kedepannya Daud bercita–cita mengembangkan lebih luas lagi manisan ini menjadi produk Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKN) khas Inhil yang bisa didapatkan dengan mudah.
Namun sayangnya keberadaan buah ini sudah mulai langka khususnya di Kecamatan Keritang, abrasi sungai yang kian parah membuat buah ini tidak dapat hidup seperti sedia kala.
“Sebenarnya buah itu banyak dipinggir sungai, cuma banyak masyarakat yang tidak tau buah itu bisa dimakan dan diolah. Tapi sebagian masyarakat ada yang bilang wah buah ini banyak daerah mereka, itu orang Inhil utara yang ngomong,” tuturnya. (*)
Saksikan juga berita video menarik Tribun Pekanbaru dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com: