Dikira Bunuh Diri, Kematian Ferolin Terkuak Gara-gara Datang di Mimpi, Ternyata Dibunuh Suami
Awalnya dikira tewas karena bunuh diri dengan minum sampo, penyebab kematian Ferolin terkuak setelah 25 hari kematiannya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Awalnya dikira tewas karena bunuh diri dengan minum sampo, penyebab kematian Ferolin Sister Djorebe (36) warga Lirang, Kota Bitung Manado akhirnya terkuak setelah 25 hari kematiannya.
Ferolin Djorebe ibu dua anak itu ternyata tewas ditangan suaminya sendiri Marlon.
Jenazah Ferolin pertama kali ditemukan anaknya yang pulang sekolah pada Rabu (6/3/2019) pukul 14.30 Wita.
Anak gadis korban harus menggedor-gedor pintu karena tak dibukakan.
Penasaran tak ada sahutan, anak korban memanjat jendela untuk masuk ke dalam rumah.
Betapa kagetnya dia melihat sang ibu sudah tak bernyawa dan mengeluarkan busa dari mulut di kamar mandi dalam posisi duduk di kamar mandi.
Terungkapnya penyebab kematian Ferolin Sister Djorebe (36) warga Lirang, Kota Bitung yang indekos Perum Walekesia, Kelurahan Manembo-nembo Tengah mengejutkan kerabat dan teman korban.
Baca: Targetkan Menang dengan Selisih Suara di Atas 25 Persen, Jubir TKN Sebut Prabowo Mengigau
Baca: Kisah Pilu Ria Nurhayati, Driver Ojek Online yang Tewas Saat Kejar Begal
Baca: Fakta Terbaru Guru Honorer Dimutilasi, Dugaan Motif Asmara, Percintaan Menyimpang dan Unggahan IG
Jenazah korban yang sudah dimakamkan itu akhirnya digali setelah desakan teman-teman kerja korban yang bermimpi didatangi Ferolin.
"Dia (korban) sering datang di mimpi, seakan-akan mau menyampaikan sesuatu. Selain mimpi, kami juga sering dengar suara tangisan perempuan. Dia kan mati penasaran, makanya kalau dibilang dia bergentayangan," ujar seorang keluarga yang enggan namanya disebutkan, Jumat (5/4/2019).
Pihak perusahaan dan teman-teman korban bekerja pun melakukan komunikasi dengan orangtua mantu korban agar jenazah Ferolin diautopsi.
Ferolin memang memiliki jabatan diperusahaanya bekerja yakni kepala meja di perusahaan ikan.
Autopsi ini awalnya sempat tidak disetujui oleh suami korban.

"Kan yang menyetujui korban tak diautopsi suaminya. Kemudian dari perusahaan dan teman-teman bicara baik ke orangtua untuk autopsi, karena korban ini sering datang di mimpi. Awalnya ayahnya ini tak mau autopsi. Namun karena ngomong dengan polisi juga banyak kejanggalan, akhirnya ayahnya bersedia diautopsi," ujarnya.
Jasad Ferolin digali lalu diutopsi di RSUP Kandou Malalayang pada Sabtu (30/3/2019).
Jenazah korban digali lalu diauopsi pada Minggu (30/4/2019). Hasilnya Ferolin dibunuh bukan bunuh diri.
Tewas Dicekik
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Ferolin ternyata tewas di tangan suaminya sendiri.
Kepada petugas yang memeriksanya, tersangka Marlon mengaku geram terhadap sang istri, karena masalah keluarga yang tak kunjung selesai.
Marlon mengaku naik pitam saat sang istri mengatakan tak mau lagi hidup bersamanya.
Korban ingin cerai.
Kapolsek Matuari Kompol Ferry Manoppo mengatakan, ketika itu cekcok, tersangka mencekik leher korban hingga korban tak sadarkan diri.
Melihat sang istri sudah tak berdaya, tersangka Marlon memindahkan tubuh kekasih hatinya itu ke kamar mandi.
Tersangka lalu memasukkan cairan sampo ke mulut korban.
Ia sengaja melakukan itu agar kejadian ini terkesan sebagai kasus bunuh diri.
Saat itu, posisi korban dalam keadaan duduk dan seperti di dekat tangannya ada botol dan pewangi ruangan.
Kapolsek Matuari Kompol Ferry Manoppo mengatakan, setelah mengumpulkan keterangan saksi dan mendapati lebih dari dua alat bukti, polisi akhirnya menetapkan Marlon, sebagai tersangka.
"Tim Tarsius Matuari menangkap tersangka Senin (1/4/2019) di sebuah pabrik tempat ia bekerja. Tersangka telah kami tahan dan kasus ini tengah berproses untuk pelimpahan berkas ke kejaksaan," ujar Kapolsek
Keluarga Temukan Kejanggalan
Menurut seorang keluarga dekat korban, ada kejanggalan sepeninggal almarhum, yakni tersangka Marlon, sang suami, yang langsung mengangkut barang-barang istrinya sehari setelah pemakaman.
"Padahal kan waktu itu ada garis polisi di lokasi. Polisi bilang bahwa kasus ini akan berlanjut. Tapi, suaminya langsung mengangkut barang-barang korban ke rumahnya di Pulau Lembeh," ujar seorang kerabat korban.
Kejanggalan lain, katanya, antara lain adalah ada informasi dari polisi terhadap keluarga bahwa pembuluh darah Ferolin pecah.
Selain itu, ada juga temuan botol sampo yang tertutup dan posisi aneh korban saat meninggal.
"Posisinya aneh, karena duduk seperti itu. Baru dari keterangan polisi, tetangga juga mendengar sebelum kejadian, ada terjadi percekcokan," ujar anggota keluarga yang enggan namanya ditulis. (Tribun Manado)
Temukan kami di Facebook dan Instagram