Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sosok Kolonel Moeng: Danjen Kopassus yang Terkenal 'Seram', Pernah Telan Telur Ular Sanca

Anak didik' Kolonel Moeng menuliskan itu secara apil dalam sebuah buku berjudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando,

Istimewa
Komandan RPKAD, Moeng Pahardimulyo 

Moeng komandan yang keras dan disiplin, selain itu menerapkan hidup sederhana.

Jejak karier di RPKAD/Kopassus.

  • Danyonif Linud 305/Tengkorak (1949 - 1953)
  • Komandan RPKAD (1958 - 1964)
  • Pangkat terakhir: Mayor Jenderal TNI (Purn.) 
  • Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Januari 1925 
  • Meninggal: Jakarta, 28 Desember 2012

Moeng menjabat Komandan RPKAD dengan pangkat letnan kolonel, pelantikan di Manado pada 3 Agustus 1958.

Saat itu, Moeng terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk Merebut Kota Tondano.

Pada era itu, terjadi perubahan baret prajurit dari warna cokelat (seperti baret artileri) menjadi warna merah.

Pada masa itu juga, diciptakan pakaian pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama yang digunakan prajurit para komando.

 

Keras, keras dan keras

Moeng memiliki prinsip yang sangat keras. Setiap prajurit Kopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.

Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika sedang berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.

Dalam soal survival, Kolonel Moeng memang bukan hanya bisa memberikan perintah. Dia langsung memberikan contoh nyata.

Baca: HP ASUS 5G, Ini Bocoran dan Tampilannya, Hadir dengan Dual Slider dan In-display Fingerprint

Baca: SINOPSIS Episode 13 Drama Korea 100 Days My Prince di Trans TV, Ingatan Masa Kecil Lee Yool Kembali

Baca: Todong Senpi dan Bacok Kepala Korban, Anak Petani Sawit Dirampok, Rp 200 Juta Lesap

Inspeksi mengagetkan

Suatu kali, Kolonel Moeng melaksanakan inspeksi ke lokasi pendidikan siswa komando di Citatah, Bandung, Jawa Barat.

Dalam suatu latihan survival, siswa komando berhasil menangkap ular sanca.

Setelah dikuliti, ternyata terdapat sekira 20 telur di dalam perut ular sanca itu.

Telur sanca berbentuk untaian seperti batang rokok berderet memanjang itu masih terbungkus balutan lemak yang tebal.

Kolonel Moeng lalu mengambil enam untaian telur sanca dan lemaknya, lalu menelannya mentah-mentah dalam sekejap.

 

Semua siswa komando dan para instrukturnya hanya bisa terbelalak melihat ‘keganasan’ Kolonel Moeng saat menelan untaian telur sanca.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved