Menakar Resiko Joki Tong Setan: Mulai Dagu Tembus Dihujam Pagar Pembatas Hingga Resiko Mandul
Suara khas sepeda motor 2 tak, terdengar menggelegar di area Pasar Malam Jalan Hang Tuah, Pekanbaru, Minggu (21/4/2019) malam.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
Pada kesempatan ini, Sandro mengaku senang jika tampil di Pekanbaru. Menurut Dia, masyarakat Kota Bertuah ramah-ramah dan murah senyum.
“Apalagi banyak yang suka kasi sawer," tutup Sandro.

Baca: Live Streaming Persija vs Ceres Negros, Live Piala AFC 2019 Selasa 15.30 WIB
Baca: Hadapi Borneo FC Persib Bandung Bawa 19 Pemain, Termasuk 2 Pemain Asing, Berikut Ini Daftarnya
Baca: Bakar Kotak Suara Pemilu 2019, Caleg PDIP dan Panwascam Ditangkap Saat Lagi Sembunyi di Rumah Warga
Penjelasan Tong Setan
Laman scienceabc.com menjelaskan fenomena tong setan ini.
Ketika atraksi Tong Setan sedang terjadi, maka sebetulnya di sana sedang ada empat gaya yang sedang bekerja.
Pertama, gaya gravitasi yang arahnya ke bawah;
kedua gaya gesek lintasan yang mengarah ke atas;
tiga, gaya normal yang arahnya tegak lurus lintasan,
terakhir gaya sentripetal.
Agar motor dapat bergerak melingkar pada lintasan dinding tegak tanpa terjatuh, maka yang dibutuhkan adalah gaya normal. Penjelasan mudahnya, gaya gesek (dari ban motor) dan gravitasi bertindak dalam arah yang berlawanan.
Kedua gaya ini menyeimbangkan satu sama lain.
Namun begitu, untuk menciptakan gaya gesek yang sesuai, maka kecepatan motor harus cukup tinggi.
Ketika gaya gesek terlampau rendah atau dengan kata lain motor tidak digeber dengan kecepatan yang cukup, maka sepeda motor akan tertarik ke bawah kerena gaya gravitasi.
Namun begitu, kecepatan ini juga harus ada batasnya. Pasalnya, pengendara motor bukan robot. Dia punya keterbatasan. Ketika motor terlalu kencang, maka tentu akan lebih sulit untuk mengendarainya.
Titik berat juga jadi faktor penting. Maksudnya, motor dan pengendara motornya itu sendiri bukan sebuah titik masa.