Jangan Sepelekan Epilepsi dan Parkinson.Ini Alasannya
RS Awal Bros Pekanbaru mengembangkan layanan gangguan saraf. Khususnya penyakit epilepsi dan gangguan anggota gerak seperti parkinson.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Satu lagi layanan terbaru dibidang kesehatan, saat ini sedang dikembangkan oleh Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekanbaru.
Layanan yang menitikberatkan soal penanganan gangguan saraf. Khususnya penyakit epilepsi dan gangguan anggota gerak seperti Parkinson kini tengah disiapkan.
Terkait hal ini, RS Awal Bros Pekanbaru pun mendatangkan dua orang ahli bedah saraf asal Semarang yang siap mendukung pengembangan layanan ini nantinya.
Keduanya adalah Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin, Sp.BS, Ph.D dan dr. Muhammad Thohar Arifin, PAK, Sp.BS, Ph.D.
Direktur RS Awal Bros Pekanbaru, dr. Jimmy Kurniawan, MKK menjelaskan, pengembangan layanan baru ini sudah hampir selesai.
"Kita sangat bersyukur, bisa mendapat dukungan dari dua orang ahli ini. Kita telah membentuk tim ahli, untuk penanganan penyakit epilepsi dan Parkinson," katanya, Sabtu (27/4/2019).
Baca: Dealer Honda Soekarno Hatta Rayakan Hari Jadi Komunitas CR-V
Baca: Miss Indonesia 2009, Karenina Sunny Kumpulkan Donasi Untuk Dunia Pendidikan
Pihaknya berharap, lewat pengembangan layanan ini, bisa berkontribusi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Tentunya layanan yang kita berikan nanti, akan lebih baik dan komprehensif didukung tim yang memang ahli dibidangnya. Tujuan kita sudah pasti untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien," sebutnya.
Dia melanjutkan, selama ini pasien epilepsi dan parkinson memang cukup banyak, umumnya di Provinsi Riau.
Baca: CEK DI SINI, Hasil Real Count Pilpres 2019, HARI INI di Seluruh Indonesia - VIDEO
Dr. Ismet, Sp A, Ahli Neurologi Anak RS Awal Bros Pekanbaru menyatakan, jumlah kasus epilepsi dan parkinson ini cukup banyak.
"Tercatat ada sekitar 300 kasus dalam satu bulan. RS Awal Bros Pekanbaru sebagai rumah sakit rujukan, kerap menerima pasien yang sebagian besar berasal dari daerah," bebernya.
"Penyakit ini tidak boleh disepelekan. Bahayanya nanti jika tidak segera ditanggulangi, maka akan berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak. Bahkan anak bisa menjadi cacat," sambungnya.
Sementara itu, Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin, Sp.BS, Ph.D, dokter ahli bedah saraf yang juga sebagai Kepala Pengajar di Universitas Diponegoro asal Semarang menuturkan, pengembangan terkait penanganan epilepsi dan parkinson ini, sebenarnya sudah berjalan sekitar 15 tahun di Kota Atlas itu.
"Jadi potensi pasien yang membutuhkan penanganan itu, sebenarnya bisa mencapai 350.000 orang dari 2 juta penyandang epilepsi di Indonesia," sebut dia.
"Sebagian bisa ditolong dengan operasi. Sudah sekitar 700 pasien yang kita tangani di Semarang. Memang sebagian besar berasal dari Jawa dan Bali, terutama di Provinsi Jawa Tengah sendiri," imbuhnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/layanan-epilepsi-dan-parkinson-di-rs-awal-bros.jpg)