Pemilu 2019
Pemprov Riau Berikan UANG DUKA bagi Petugas PEMILU 2019 di Riau yang Meninggal Dunia, Ini JUMLAHNYA
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan memberikan uang duka bagi Petugas Pemilu 2019 di Riau yang meninggal dunia, ini jumlahnya
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nolpitos Hendri
Pemprov Riau Berikan UANG DUKA bagi Petugas PEMILU 2019 di Riau yang Meninggal Dunia, Ini JUMLAHNYA
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan memberikan uang duka bagi Petugas Pemilu 2019 di Riau yang meninggal dunia, ini jumlahnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan memberikan uang santunan kepada petugas Pemilu di Riau yang meninggal.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memberikan santunan kepada keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia saat menjalankas tugas sebagai penyelenggara Pemilu di Riau.
Baca: VIRAL Cowok AFRIKA Nikahi Cewek Cantik MALAYSIA, Selebgram Asal MINANG Ketemu Jodoh Melalui OLSHOP
Baca: RIAU Tidak Lagi PENOPANG UTAMA Ekonomi Nasional, Produksi MIGAS Terus Alami Penurunan Jadi Penyebab
Baca: DISKON HARI INI, AYO Modifikasi Lampu MOBIL Anda di Avantgarde Auto Jalan Riau, Ada Diskon 25 Persen
"InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan memberikan bantuan untuk meringankan keluarga yang ditinggalkan. Nanti kita akan memberikan uang duka, sekaligus sebagai tanda simpati kami atas pengabdianya untuk bangsa dan negara, dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan Pemilu yang aman dan damai," kata Syamsuar, Selasa (30/4/2019).
Saat disinggu berapa jumlah nomimal bantuan yang akan diberikan kepada keluarga atau ahliwaris dari petugas Pemilu yang meninggal dunia, Syamsuar mengungakapkan, angkanya diperkirakan dibawah angka bantuan santunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Jika pemerintah pusat memberikan satunan sebesar Rp 36 juta, Pemprov Riau diperkirakan akan memberikan uang duka setengah dari jumlah uang santunan yang diberikan pemerintah pusat.
"Sekitar Rp 15 jutaan lah," ujarnya.
Selain akan memberikan uang duka, Gubri Syamsuar juga menyampaikan rasa duka mendalam kepada petugas Pemiluh yang meninggal dunia.
Syamsuar mendoakan petugas Pemilu yang gugus saat menjalankan tugas negara tersebut kiranya almarhum diterima amal baiknya di sisi Allah SWT.
"Semoga almarhum diterima disisi Allah SWT dan ditempatkan ditempat yang mulia disisi-Nya, dan diterima amal jariyahnya," katanya.
Baca: VIRAL di Medsos, Gadis MALAYSIA Dipersunting Bujang BAIK HATI dari AFRIKA dan Ilmu Agamanya Tinggi
Baca: PEKANBARU Kota Tugu, TUGU KERIS di Indonesia, Tugu Keris di SOLO Jadi Polemik karena Bentuknya
Baca: BERTUGAS 24 Jam NON-STOP, Ketua KPPS di Pekanbaru MENINGGAL, KPU Pekanbaru Belum Bisa Gelar PLENO
Seperti diketahui, jumlah petugas Pemilu yang meninggal dunia di Riau bertambah menjadi 10 orang.
Sebelumnya, Senin (29/4/2919) kemarin KPU Riau mencatat petugas Pemilu yang meninggal sebanyak 9 orang.
Komisioner KPU Riau, Nugroho Noto Susanto mengakui ada penambahan petugas yang meninggal.
Petugas Pemilu yang meninggal tersebut atas nama Hazairin, Ketua KPPS 028, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.
Hazairin meninggal setelah mengalami patah kaki saat kecelakaan lalulintas.
"Setelah mendapatkan perawatan sekitar satu minggu di RSUD Pekanbaru, pak Hazairin tutup usia tadi malam sekitar pukul 21.30 WIB di rumah sakit," ungkap Nugroho Noto Susanto, Selasa (30/4/2019).
Nugroho mengatakan akan melaporkan nama almarhum Hazairin ke KPU RI untuk diusulkan menerima dana santunan.
Ketika ditanya apakah keluarga Hazairin bakal menerima santunan, Nugroho menjelaskan tergantung keputusan KPU RI.
Baca: Masih MISTERI, Penyebab Ibu Rumah Tangga Tewas Bersimbah Darah di Riau, FAKTANYA Tergeletak di Dapur
Baca: CALEG di Riau Laporkan PPK ke Bawaslu Atas Dugaan KECURANGAN Pileg 2019, Forkopimda Deklarasi Damai
Baca: CALEG Cantik GERINDRA Berpotensi Duduki Kursi DPRD Pekanbaru, Ucapkan Terima Kasih kepada Pendukung
"Terkait apakah almarhum bakal mendapat santunan nantinya, semua itu keputusan KPU RI. Kami hanya mengusulkan nama-nama petugas yang meninggal dan juga sakit saja," ujar Nugroho.
Bertugas 24 jam non-stop, Ketua KPPS di Pekanbaru meninggal, KPU Pekanbaru belum bisa gelar pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019.
Pascaseminggu lebih pesta demokrasi pemilihan presiden dan pemilihan legislatif berlangsung, KPU Pekanbaru telah mencatat sebanyak 3 orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dan enam orang dinyatakan sakit di Pekanbaru.
Yang meninggal terakhir adalah Ketua KPPS di TPS 29 Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru bernama Hazairin bin Udin (55) pada hari Senin (29/4/2019) malam.
Baca: Masih MISTERI, Penyebab Ibu Rumah Tangga Tewas Bersimbah Darah di Riau, FAKTANYA Tergeletak di Dapur
Baca: CALEG di Riau Laporkan PPK ke Bawaslu Atas Dugaan KECURANGAN Pileg 2019, Forkopimda Deklarasi Damai
Baca: 3 PPK Belum Serahkan SURAT SUARA, KPU Inhil Tetap Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu 2019
Menurut anak Hazairin, Bobby Saputra (30), Ayah-nya memang sebelumnya sedang sakit, gangguan fungsi pada organ ginjal dan dirawat di RS Awal Bros.
“Selama dirawat bapak sudah membaik, bapak itu ketua KPPS dan merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan Pemilu, lalu bapak minta izin pulang,” kata Bobby kepada Tribunpekanbaru.com di rumah duka, Jalan Bunga Tanjung, Kel Delima, Kec Tampan, Selasa (30/4/2019) usai pemakaman.
Saat menjadi ketua KPPS, Hazairin melaksanakan tugas dari jam 6 pagi hingga jam 6 pagi dihari berikutnya sehingga kondisi fisiknya turun.
“Paginya itu bapak drop lagi nggak bisa bangkit dari tempat tidur,” ujar Bobby sambil menjelaskan, dua hari kemudian Hazairin pergi membeli sarapan dan membeli obat ke apotek, setibanya di apotek saat memarkirkan motor, ia terjatuh hingga kaki kanannya patah.
“Bapak sakit lagi, dirujuk ke RSUD dan dirawat selama seminggu, kondisi bapak sudah drop banget, senin malam bapak sudah tidak ada,” tambahnya.

Jenazah Hazairin akhirnya dimakamkan di pemakaman warga depan Stadion Utama Pekanbaru sekitar jam 10.00 WIB.
Sementara itu Ketua KPU Pekanbaru Anton Merciyanto mengatakan bahwa rangkaian tugas KPPS pada tahun memang sangat berat.
Baca: CALEG Cantik GERINDRA Berpotensi Duduki Kursi DPRD Pekanbaru, Ucapkan Terima Kasih kepada Pendukung
Baca: APA KABAR 6 Caleg CANTIK Pekanbaru dan Riau yang Berebut Kursi DPRD pada Pileg 2019, Lolos Mereka?
Baca: MAHASISWI Cantik Asal PALEMBANG Merantau di Pekanbaru Riau BERPENGHASILAN Rp 7.5 Juta dalam Sebulan
“Pada hari pertama saja mereka sudah harus gotong royong membersihkan TPS, itu biasanya sampai sore, nah malamnya datang logistik, mereka sama-sama menjaga kotak suara, besok paginya mereka sudah melaksanakan tugas di TPS,” kata Anton.
Dijelaskannya, proses pemungutan suara dari jam 07.00 WIB hingga jam 13.00 WIB saja sudah menguras banyak energi.
“Apalagi saat menghadapi tekanan massa yang sebagian ada yang ngotot menggunakan KTP dan segala macam untuk memilih, belum lagi kekurangan surat suara yang belum terakomodir, energi yang digunakan untuk menghadapi tekanan saat menjalankan tugas itu cukup tinggi,” katanya.
Dilanjutkan Anton, dimulai dari jam 13.00 WIB, penghitungan suara sudah dimulai, sampai jam 24.00 WIB.
“Jika tidak selesai dilanjutkan sampai besok paginya, dengan kondisi seperti itu bila ada yang mempunyai riwayat sakit sebelumnya tentu sangat rentan sekali hingga bisa kambuh, itu akibatnya bisa fatal,” ujar Anton.
Dari data yang disiarkan KPU Pekanbaru, selain Hazairin bin Udin, telah ada dua orang KPPS yang meninggal dunia, yang pertama adalah Efridayanti, anggota KPPS di TPS 25, Kecamatan Bukit Raya, ia meninggal sebelum Pemilu dilaksanakan karena tertimpa tenda TPS.

Yang kedua adalah Efrizon, anggota KPPS di TPS 62 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan, ia meninggal karena sakit usai gotong royong membersihkan bekas TPS pada hari Minggu (28/3/2019) lalu.
Baca: BERAWAL Kenalan di Medsos, Siswi SMP di Riau DICABULI Siswa SMA, Pelaku CUMBUI Korban di Stadion
Baca: BEJAT! Tiga Orang SISWA SMP Perkosa Siswi SD Bergantian di Bawah Pohon Durian, Korban sudah Menolak
Baca: KENALAN di Medsos, SISWA SMA Cabuli Siswi SMP di Stadion, Kepergok Warga sedang Asik Cumbui Korban
Menurut Anton, pihaknya belum menerima secara resmi surat edaran terkait soal santunan untuk ahli waris, namun kabarnya akan ada bantuan bagi KPPS yang meninggal dari Gubernur Riau.
“Kabarnya sebelum bulan puasa sudah keluar,” tambahnya.
Hingga saat ini, sejumlah PPK di Kota Pekanbaru belum menuntaskan proses penghitungan di tingkat kecamatan.
Bahkan masih banyak kecamatan yang belum menyelesaikan rekapitalisasi hasil penghitungan suara.
Akibatnya, KPU Kota Pekanbaru belum bisa menggelar rapat pleno di tingkat Kota Pekanbaru.
"Tidak bisa kita gelar hari ini untuk pleno tingkat kota. Sebab masih banyak kecamatan yang belum selesai membuat rekapitulasinya," ujar Ketua KPU Kota Pekanbaru, Anton Merciyanto, Selasa (30/4/2019).
Ia juga mengklarifikasi jika KPU Kota Pekanbaru akan menggelar rapat pleno pada hari ini untuk 7 kecamatan.
Anton Merciyanto menjelaskan pleno tingkat Kota Pekanbaru baru bisa dimulai pada tanggal 2 atau 3 Mei 2019 mendatang.
"Saya klarifikasi, pleno tidak digelar pada hari ini. Kami akan mulai sekitar tanggal 2 atau 3 Mei mendatang. Sebab masih banyak PPK yang belum selesaiakan rekapitulasinya. Ketujuh kecamatan tersebut masih dalam proses penyiapan rekapitulasinya," ujar Anton.

Anton juga mengaku tidak bisa menuntaskan rapat pleno tingkat kota sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Baca: MIRIS! Tiga REMAJA Laki-laki di Riau SETUBUHI Gadis 7 Tahun Secara Bergantian di Bawah Pohon Durian
Baca: Gadis REMAJA 11 Tahun di Kampar DICABULI Pria Paruh Baya, Mengaku Saat Belajar Agama dengan Neneknya
Baca: BUKAN Kampanye Politik, CEWEK CANTIK Asal Pekanbaru Ini Kampanyekan Peduli Sampah dan Kebersihan
Sebab, dalam proses pleno di tingkat PPK, KPU Kota Pekanbaru harus menghitung perolehan suara para peserta Pemilu.
"Mulai dari suara partai hingga para Calegnya, itu membutuhkan waktu yang lama. Maksimal, satu hari kami bisa menuntaskan 2 atau 3 kecamatan saja," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner KPU Riau, Divisi Teknis, Jhoni Suaidi belum bisa memastikan kapan sejumlah KPU kabupaten dan kota mulai menggelar rapat pleno ke tingkat selanjutnya.
Pasalnya, saat ini sebagian PPK masih melangsungkan rapat pleno di tingkat kecamatan.
"Pada intinya hari ini belum ada teman-teman (KPU, red) di kabupaten dan kota menggelar rapat pleno. Sebab masih banyak PPK yang belum menuntaskan rapat pleno di daerah," ujar Jhoni Suaidi.

Kemungkinan besar kata Jhoni, rapat pleno tingkat kabupaten dan kota akan dilaksanakan pada 30 April.
Rapat pleno di tanggal 30 April besok juga kata Jhoni tidak dilakukan serentak, melainkan hanya dilakukan oleh KPU kabupaten dan kota yang sebagian besar kecamatannya telah menuntaskan rapat pleno.
"Kita mengharapkan kepada seluruh kabupaten dan kota sudah menuntaskan rapat pleno sebelum bukan puasa ini. Apalagi sesuai jadwal, rapat pleno tingkat kabupaten dan kota harus sudah tuntas pada 7 April mendatang," ujar Jhoni Suaidi.
Kumpulkan Data di KPU, Pemprov Riau Pastikan Uang Duka Diterima Ahli Waris yang Sah
Bagian Kesra Setdaprov Riau akan segera mengumpulkan data ke Komisi Pemilih Umum (KPU) Riau untuk menindaklanjuti instruksi Gubernur Riau yang akan memberikan uang duka kepada keluarga petugas Pemilu yang meninggal dunia.
Data-data tersebut dibutuhkan oleh Pemprov Riau agar nantinya pihaknya mendapatkan informasi yang akurat kepada siapa uang duka tersebut akan diserahkan.
"Kita akan segera berkoordinasi dengan KPU untuk meminta data petugas Pemilu yang meninggal dunia. Kita akan kumpulkan data-datanya dulu, supaya nanti uang dukanya benar-benar diterima ahli warisnya," katanya, Selasa (30/4/2019).
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan memberikan uang santunan kepada petugas Pemilu di Riau yang meninggal. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memberikan santunan kepada keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia saat menjalankas tugas sebagai penyelenggara Pemilu di Riau.
"InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan memberikan bantuan untuk meringankan keluarga yang ditinggalkan. Nanti kita akan memberikan uang duka, sekaligus sebagai tanda simpati kami atas pengabdianya untuk bangsa dan negara, dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan Pemilu yang aman dan damai," kata Syamsuar, Selasa (30/4/2019).
Saat disinggu berapa jumlah nomimal bantuan yang akan diberikan kepada keluarga atau ahliwaris dari petugas Pemilu yang meninggal dunia, Syamsuar mengungakapkan, angkanya diperkirakan dibawah angka bantuan santunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Jika pemerintah pusat memberikan satunan sebesar Rp 36 juta, Pemprov Riau diperkirakan akan memberikan uang duka setengah dari jumlah uang santunan yang diberikan pemerintah pusat.
"Sekitar Rp 15 jutaan lah," ujarnya.
Selain akan memberikan uang duka, Gubri Syamsuar juga menyampaikan rasa duka mendalam kepada petugas Pemiluh yang meninggal dunia. Syamsuar mendoakan petugas Pemilu yang gugus saat menjalankan tugas negara tersebut kiranya almarhum diterima amal baiknya di sisi Allah SWT.
"Semoga almarhum diterima disisi Allah SWT dan ditempatkan ditempat yang mulia disisiNya, dan diterima amal jariyahnya," katanya.
Seperti diketahui, jumlah petugas Pemilu yang meninggal dunia di Riau bertambah menjadi 10 orang. Sebelumnya, Senin (29/4/2919) kemarin KPU Riau mencatat petugas Pemilu yang meninggal sebanyak 9 orang.
Komisioner KPU Riau, Nugroho Noto Susanto mengakui ada penambahan petugas yang meninggal. Petugas Pemilu yang meninggal tersebut atas nama Hazairin, Ketua KPPS 028, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Hazairin meninggal setelah mengalami patah kaki saat kecelakaan lalulintas.
"Setelah mendapatkan perawatan sekitar satu minggu di RSUD Pekanbaru, pak Hazairin tutup usia tadi malam sekitar pukul 21.30 WIB di rumah sakit," ungkap Nugroho Noto Susanto, Selasa (30/4/2019).
Nugroho mengatakan akan melaporkan nama almarhum Hazairin ke KPU RI untuk diusulkan menerima dana santunan. Ketika ditanya apakah keluarga Hazairin bakal menerima santunan, Nugroho menjelaskan tergantung keputusan KPU RI.
"Terkait apakah almarhum bakal mendapat santunan nantinya, semua itu keputusan KPU RI. Kami hanya mengusulkan nama-nama petugas yang meninggal dan juga sakit saja," ujar Nugroho.
Pemprov Riau Berikan UANG DUKA bagi Petugas PEMILU 2019 di Riau yang Meninggal Dunia, Ini JUMLAHNYA. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)