Mengenal Black Bloc (Blok Hitam) Serta Makna Lambang A Pada Aksi Buruh di Bandung
Pada peringatan May Day atau hari buruh kemarin, Rabu 1 Mei 2019 berlangsung ricuh di Ibu Kota Jawa Barat, Kota Bandung.
Dikutip dari buku Franz Magnis Suseno dalam buku berjudul Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, tokoh utama dari gerakan anarki ini adalah Mikhail Bakunin pada medio 1814-1876, dia adalah bangsawan Rusia yang sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat.
Bakunin ikut serta dalam pelbagai pemberontakan di Eropa dan memimpin kelompok anarkis dalam Internasional I dan sering terlibat pertengkaran hebat dengan Karl Marx, tokoh dari ajaran Marxisme.
Sejak Bakunin, anarki kerap disamakan dengan tindakan kekerasan.
Dalam pandangan politiknya, anarki menolak segala bentuk negara dalam arti lembaga pusat masyarakat dengan wewenang dan kemampuan untuk memaksakan ketaatan masyarakat pada aturan.
Franz Magnis menulis dalam buku itu, cita-cita anarkisme adalah anarkhia, sebuah keadaan tanpa kekuasaan pemaksa.
Di era Bakunin, anarki identik dengan bendera hitam. Namun, era 1860-an, informasi yang dihimpun, kelompok anarki mulai menggunakan huruf A setelah dibuat oleh Giuseppe Fanelli pada 1868 dan pertama kali digunakan oleh Dewan Federal Spanyol, International Workingmens Association.
Sementara itu, tribun menghimpun data dari beberapa massa yang ikuti aksi ini.
"Saya lihat di media sosial, ada ajakan untuk memperingati hari buruh di Gedung Sate. Berkumpul di Taman Cikapayang," ujar Andri Septiana (18), pemuda asal Ciroyom saat diinterogasi polisi di halaman Mapolrestabes Bandung.
Ia bersama ratusan pemuda lainnya diamankan polisi dan dikumpulkan di Mapolrestabes Bandung sejak siang tadi. Rambut mereka dipotong hingga botak. Usai maghrib, mereka dibawa ke Mako Brimob, Cikeruh, Kabupaten Sumedang.
Andri mengatakan sengaja datang hanya ingin berkumpul saja kemudian berjalan kaki ke Gedung Sate untuk bergabung dengan serikat pekerja yang memperingati May Day. Mereka mengenakan pakaian hitam-hitam saat berkumpul.
"Ajakan di media sosialnya mengenakan dress code warna hitam, saya enggak tahu maksudnya apa. Tapi ajakannya memang untuk memperingati May Day," ujar dia.
Hal senada dikatakan Kiki Hidayah, warga Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Ia juga mengikuti ajakan sebuah konten di media sosial untuk memperingati May Day di Gedung Sate.
"Kalau saya kumpulnya di Monumen Juang, pake pakaian warna merah. Tujuannya ya ikutan hari buruh, kan sekarang tanggal merah. Jadi sama-sama ikut merayakan hari buruh," ujar Kiki.
Pantauan Tribun, massa membawa cat semprot serta bendera warna hitam serta ada logo huruf A dalam lingkaran. Banyak di antara mereka yang membawa cat semprot.
Cat semprot itu yang mereka gunakan untuk mencoreti dinding dan fasilitas umum. Mereka juga membawa kertas tebal yang sudah dipotong-potong dengan tulisan memprovokasi polisi.
"Kenapa polisi berhak memukul," begitu tulisan di kertas tersebut.
Mereka juga mencoreti dinding tembok di kawasan Unpad hingga Gedung Sate dengan tulisan happy may day, lambang anarki dengan logo A dalam lingkaran.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/aksi-buruh-di-bandung.jpg)