Pilpres 2019

Ratusan Petugas Pemilu Tewas Akibat 13 Penyakit Ini, Jusuf Kalla Sebut Sistem Pemilu Sangat Rumit

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut penyebab utama kematian ratusan petugas KPPS pasca-pemilu 17 April bukanlah kelelahan.

Penulis: | Editor: Rinal Maradjo
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Petugas pendistribusian menyimpan logistrik Pemilu 2019 di Kantor Lurah Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru, Minggu (14/4/2019).Ratusan Petugas Pemilu Tewas Akibat 13 Penyakit Ini, Jusuf Kalla Sebut Sistem Pemilu Sangat Rumit 

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai berlebihan, hoaks adanya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 meninggal karena diracun.

Ia juga menanggapi permintaan visum petugas KPPS yang meninggal dunia.

Kalla mengatakan, visum harus seizin keluarga. "Itu terserah keluarganya, visumkan harus izin keluarga dan mungkin tuduhan (hoaks) bahwa itu diracun itu berlebihan saya kira," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Kalla menilai, meninggalnya para petugas pemilu disebabkan oleh rumitnya sistem pemilu Indonesia.

Sistem pemilu Indonesia yang rumit menyebabkan para petugas bekerja di atas batas maksimal.

Ia tak menyangka bila jumlah petugas yang meninggal dunia bisa mencapai angka ratusan orang.

Menurut Kalla, yang terpenting dilakukan pemerintah dan DPR ke depannya ialah merevisi sistem pemilu menjadi lebih sederhana.

"Memang sejak awal kalau diingat saya selalu mengatakan ini paling rumit di dunia. Tetapi saya tidak menyangka korbannya akan begitu besar. Bahwa memang rumit itu kita sudah mengetahuinya sejak awal bahwa itu rumit," ujar Kalla.

"Negara tentu berkewajiban mencari tahu apa sebabnya. Itu tanggung jawab negara. Negara di sini dalam artian ada KPU, ada Bawaslu, ada partai-partai politik. Karena ini disetujui di DPR, dalam undang-undang," lanjut Wapres.

Sebelumnya, anggota KPPS di Bandung, Sita Fitriati meninggal dunia setelah menjalani tugasnya dalam Pemilu 2019 pada 17 April lalu.

Namun, di media sosial beredar kabar bohong yang menyebut bahwa Sita meninggal dunia karena diracun dengan zat kimia VX saat menjalankan tugasnya sebagai anggita KPPS.

Adapun kabar bohong ini banyak beredar di media sosial Facebook dan Twitter pada Kamis (9/5/2019). Pihak keluarga telah memberikan klarifikasi dan penjelasan atas beredarnya kabar bohong itu.

Keluarga Sita juga telah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian setempat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved