Kisah Penjual Sate Padang Kuliahkan Anak Hingga Universitas, yang Pertama ke Unri dan Bungsu ke UGM
Dengan kondisi hidup serba pas-pasan, kedua suami istri ini bertekad menyekolahkan kedua anaknya ke perguruan tinggi.
Pekerjaan sebagai penjual sate ini sudah dilakoninya sejak menikah tahun 1994 silam.
Suryadi mengaku tidak tamat sekolah dasar sehingga pekerjaan sebagai penjual sate menjadi satu-satunya pekerjaan bisa didapatkan.
Sedangkan istrinya hanya tamatan SMP yang sehari-hari membantunya menyiapkan rempah-rempah untuk meracik bumbu sate.
Baca: Kisah Perawat ICU Selama Ramadhan, Berlari-lari Buka Puasa Hingga Hadapi Pasien Sakaratul Maut
Pekerjaan menjadi penjual sate padang keliling inilah yang menjadi tumpuan Suryadi hingga dapat mengantar kedua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Anak pertama, Rozi Agus Saputra berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Riau dan kini sudah hampir selesai.
Tahun ini, anak bungsunya, Roza Febria Diniah Putri, diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Jatuh sakit
Namun, Desmaiti bercerita sejak dua tahun terakhir suaminya sering sakit-sakitan akibat penyakit prostat yang diderita sehingga lebih sering tidak berjualan.
Selama enam bulan terakhir Rozi menggantikan pekerjaan sang ayah sehingga kuliahnya pun jadi terbengkalai.
Meski penghasilan dari berjualan sate tidak seberapa, Desmaiti bersyukur bisa berhemat dan menyisihkan hasil jualan.
Sejak tiga tahun terakhir suaminya tidak lagi berjualan sate menggunakan daging sapi, namun menggunakan daging ayam.
“Saya jual sate harga sepuluh ribu rupiah, lebih murah dari yang lain,”kata Suryadi.
Dengan harga satu porsi sate yang cukup murah, Suryadi pun bisa mempertahankan pelanggan setianya.
“Saya tidak ambil untung banyak,” kata Suryadi yang membuka warung kecil berdinding gedek bambu untuk ruang tempat berjualan.
Diterima kedokteran hewan