Pilpres 2019

Kopassus dan Densus 88 Amankan Aksi 22 Mei, Begini Skema Operasi Pengamanan Oleh Pasukan Elit Ini

Pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI, dan Detasemen Khusus 88 (Densus 88) akan diturunkan jika terjadi kerusuhan pada 22 Mei

Editor: Rinal Maradjo
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Kopassus dan Densus 88 Amankan Aksi 22 Mei, Begini Skema Operasi Pengamanan Oleh Pasukan Elit Ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI, dan Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri (Densus 88) akan diturunkan jika terjadi kerusuhan pengunjuk rasa saat Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil akhir rekapitulasi hasil Pemilu di Jakarta.

Satuan Penanggulangan Teror Kopassus bahkan telah menyusun skenario evakuasi komisioner KPU beserta dokumen terkait hasil kpu dalam pemilu, dengan memadukan helikopter, kendaraan lapis baja hingga kapal perang TNI AL.

Baca: Sempat Memanas, Massa Aksi di Depan Gedung Bawaslu Bubarkan Diri

Pantauan Tribun Network, Senin (21/5/2019), tampak pasukan TNI/Polri sudah siaga di Ibu Kota.

Sebanyak 34 ribu personel TNI/Polri disiapkan untuk menanggulangi aksi 22 Mei, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelesaikan dan merampungkan rekapitulasi kpu dalam Pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjend TNI Sisriadi mengungkapkan ada beberapa objek yang akan dievakuasi personel TNI dari kantor KPU andai terjadi situasi tak terkendali paska KPU Umumkan Hasil Rekapitulasi Nasional.

"Obyek evakuasi meliputi VIP, dokumen hasil Pemilu, Pengumuman KPU Pilpres 2019 dan korban apabila ada," kata Sisriadi saat dihubungi Tribun Network, Jakarta, Senin (21/5/2019).

Dalam rangka pengamanan pengumuman hasil Pemilu (Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden-Wakil Presiden), TNI menyiapkan 12 ribu personel.

"Atas permintaan Polri, TNI menyiapkan 12.000 personel yang akan bertugas membantu Polri untuk pengamanan pengumuman hasil pemilu. Secara operasional pasukan TNI berstatus BKO (Bawah Kendali Operasi) Polri."

TNI juga menyiagakan kekuatan sejumlah 20.000 personel untuk mengantisipasi apabila Polri meminta tambahan personel secara mendadak karena perkembangan situasi.

"Dalam pelaksanaan tugas pengamanan pemilu, Mabes TNI telah mendistribusikan dan menyosialisasikan ROE (Rules Of Engagement) kepada seluruh prajurit," lanjutnya.

Baca: Mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh Jadi Ketua Dewan Pers, Begini Sosok Eks Rektor ITS Tersebut

Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman dalam keterangan tertulisnya mengatakan, TNI telah mengadakan latihan simulasi, pekan lalu.

Disimulasikan terjadi kerusuhan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, oleh massa yang sedang berunjuk rasa terkait hasil penghitungan suara Pemilu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.

Ketika situasi massa makin ramai, dan kondisi sulit diatasi, Satuan Gultor TNI bergerak masuk.

"Dengan bergerak cepat, Satuan Gultor TNI tiba di kantor KPU dengan menggunakan Helikopter Caracal milik TNI AU untuk menyelamatkan anggota KPU dan dokumen serta server hasil penghitungan suara," kata Rahman dalam keterangan yang diterima Tribun.

Para pasukan khusus itu turun dengan tali dari helikopter, menggunakan teknik stabo.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved