KISAH PRAMUGARI Garuda:Meronta Kesakitan Diterjang & Ditampar Teroris: Selamat saat Kopassus Datang
para pramugari Garuda Indonesia yang dianiaya, ditampar, ditendang dan diperlakukan tak menyenangkan saat melindungi penumpang Garuda Woyla
Hari itu ada tiga orang pramugari yang betugas Retna Wiyana, Deliyanti, dan Lydia Pangestu.
Baca: LINK DOWNLOAD MP3 Andmesh Kamaleng Hanya Rindu: Ada VIDEO & LIRIK
Baca: Bocah 10 Tahun Dibakar Temannya Pakai Spirtus & Pertalite, Begini Kronologinya
Baca: Resmi Berseragam Real Madrid, Luka Jovic: Sekarang Saya Menjadi Bocah Paling Bahagia di Dunia
Sama seperti biasanya mereka melakukan pekerjaan mereka tanpa ada rasa curiga bakal mengalami hal paling mengerikan dalam hidup mereka.
Kecurigaan sebenarnya telah terbersit oleh para Pramugari melihat gelagat aneh lima orang penumpang yang naik pesawat dari Palembang.
Tribunjambi.com melansir dari berbagai sumber, sebelum beraksi satu diantara pembajak sebelumnya meminta koran kepada pramugari yang bertugas.
Pramugari pun memberikan koran yang disediakan bagi penumpang selama dalam perjalanan.
Ketika pramugari tengah membagikan makanan, beberapa penumpang bangun, berlari ke bagian depan kabin.
"Jangan bergerak! Jangan bergerak! Siapa yang bergerak akan saya tembak!"
Terlihat lima orang pria yang membawa senjata dan granat berlarian ke arah depan pesawat melancarkan aksinya membajak pesawat.
Baca: Gadaikan Istri Senilai Rp 250 Juta & Tak Mampu Bayar, Hori Bunuh Hartono: Ternyata Salah Sasaran!
Baca: VIRAL! Mahar Bripda Cantik Ini Mencakup Uang Rp 300 Juta, 1 Hektar Tanah dan. . .
Baca: Barcelona Cuci Gudang: 8 Nama Ini Jadi Tumbal: Mulai Coutinho Hingga Rakitic
Nasib pramugari yang berada dalam pesawat waktu itu jadi sasaran para pembajak.
Satu diantara pramugari Retna yang ketakutan dan menunjukkan gelagat kalut membuat tak senang pembajak.
Pembajak pun menghampirinya dan menyepaknya.
Melihat rekannya dikasari, Lydia membela rekannya tersebut, namun perlakuan dari teroris tak kalah kasar, Lydia dimarahi oleh pelaku pembajakan pesawat.
Selama proses pembajakan tak henti-hentinya teroris melakukan kekerasan terhadap penumpang, mereka juga mengancam meledakkan pesawat.
Sempat ketakutan dan panik ketiga pramugari ini akhirnya bisa menguasai keadaaan, bahkan Deliyanti mulai berani menyindir pelaku pembajakan.
Tiba kesempatan untuk melakukan perlawanan saat pistol pembajak digeletakkan sembarangan, namun hal tersebut urung dilakukan mengingat risiko tinggi yang mesti dihadapi jika gagal.