Hujan Es Landa Lima Desa di Aceh Tengah, Ratusan Rumah Warga Rusak
Baru kali ini saya melihat hujan es seperti ini. Esnya banyak dan besar-besar. Malah sempat saya kumpulkan sampai satu ember
TRIBUNPEKANBARU.COM-Lima desa di Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (7/7/2019) siang, dilanda hujan es.
Bongkahan es sebesar kelereng membuat ratusan rumah yang beratap daun dan asbes, rusak karena tertembus es yang jatuh dari langit.
Data yang dihimpun Serambinews.com, jumlah desa yang terdampak hujan es ini di antaranya Kampung Paya Dedep, Paya Tungel, Jeget Ayu, Jagong Jeget, dan Kampung Bukit Kemuning.
Guyuran hujan es berlangsung sekitar 15 menit.
Untuk sementara, rumah warga yang rusak di Kampung Paya Dedep, mencapai 181 unit.
“Sedangkan beberapa kampung lainnya masih dalam proses pendataan,” kata Kasun, staf Kantor Camat Jagong Jeget, kepada Serambinews.com.
Seorang warga Kampung Jeget Ayu, Supri Nurhayati yang dihubungi Serambinews.com, menuturkan awalnya tidak ada tanda-tanda akan terjadi hujan karena cuaca terlihat cerah.
Namun dalam waktu singkat, cuaca pun berubah. “Tiba-tiba terdengar gemuruh petir dan langsung turun hujan es,” kata Supri Nurhayati.
Saat itu, Supri Nurhayati mengaku sedang mengikuti pengajian di salah satu rumah tetangganya, dan langsung pulang karena warga mulai panik.
Menurut Supri Nurhayati, bongkahan es yang jatuh dari langit, rata-rata hampir sebesar kelereng.
Bahkan hujan es tersebut membuat sebagian atap rumahnya bolong-bolong dihantam bongkahan es.
“Baru kali ini saya melihat hujan es seperti ini. Esnya banyak dan besar-besar. Malah sempat saya kumpulkan sampai satu ember,” ujarnya.
Perubahan Cuaca
Sementara itu dilansir dari Kompas.com, hujan disertai angin kencang melanda sejumlah desa di Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Minggu (7/7/2019) siang.
" Hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.15 WIB, sekitar 10 menit, ketika saya baru pulang ke rumah karena ada urusan di luar. Hujan es ini datang sekalian dengan angin kencang," kata Suprihono (42), warga Kampung Paya Tungel, Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah.
Dijelaskan, hujan es berbentuk bulat sebesar ukuran kelereng atau ukuran jari orang dewasa itu biasa terjadi setahun sekali setiap ada perubahan cuaca.
"Biasanya cuaca ekstrem seperti ini terjadi karena perubahan cuaca atau musim, sudah beberapa hari ini, di tempat saya cuaca kalau pagi terasa sangat dingin," lanjut Supriono, yang juga seorang penyuluh pertanian tersebut.
Ia bahkan sempat menghubungi beberapa rekannya di sejumlah kampung di Kecamatan Jagong Jeget. Ternyata, peristiwa hujan es juga terjadi di Kampung Paya Tungel, Jeget Ayu dan Bukit Kemuning.
"Hampir semua kampung di Kecamatan Jagong Jeget terjadi cuaca yang sama," ujar Suprihono.
Akibat hujan es melanda, banyak tanaman warga di kampung yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Takengon, ibukota Kabupaten Aceh Tengah tersebut, mengalami kerusakan daun maupun bunga.
"Tadi saya cek tanaman bawang merah di depan rumah, ya daunnya pada patah, lalu tanaman warga seperti cabai juga pasti rusak, termasuk daun dan bunga tanaman kopi, biasanya rontok kalau terkena hujan seperti ini," ungkap Suprihono.
Baca: Hujan Es Melanda Magelang, Sepeda Motor Ambruk, Pohon Banyak yang Tumbang
Fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah pada musim kemarau karena terjadi hujan lokal, sementara di wilayah lain di Aceh sedang terik dan panas.
Bahkan, tujuh kabupaten di Aceh saat ini sedang terjadi kebakaran hutan dan lahan seluas 90 hektare.
“Dua kejadian berbeda, di Aceh tengah hujan es sementara sebagian wilayah di Aceh sedang panas dan terjadi kebakaran hutan, tetapi itu bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria, Minggu (7/7/2019).
Baca: Hujan Es di Bandung, Kenapa Bisa Terjadi dan Apa Bedanya dengan Salju?
Menurut Zakaria, hujan es biasanya terjadi di satu daerah yang sangat lokal dan dengan durasi yang singkat dengan durasi waktu antara 7 hingga 12 menit, karena syarat terjadinya hujan es itu akibat adanya awan Cumulonimbus (CB) yang sangat susah diprediksi.
” Hujan es sama seperti terjadinya angin puting beliung, keduanya terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus," katanya.
Zakaria menyebutkan, hujan es terjadi lantaran ada awan Cumulonimbus dengan tinggi dasar awan yang sangat dekat dengan permukaan tanah dan di bawah awan, suhu udaranya sangat dingin.
Dengan demikian, awan CB yang merupakan kristal yang mulai jatuh sebagai hujan akibat dorongan angin kencang dari awan CB tidak sempat mencair.
Baca: 11.000 Jiwa di Papua Terancam Kelaparan akibat Hujan Es
Sehingga, di bawah permukaan awan juga dingin sehingga butir es tersebut jatuh ke permukaan tanah. “Ada daerah di Aceh yang timbul titik panas, di mana di daerah tersebut tidak mengalami hujan dan dedaunan yang rontok, semak belukar serta hutan gambut sudah sangat kering sehingga mudah terbakar, baik itu faktor kesengajaan maupun kelalaian,” ujarnya.
Hujan es terjadi sekitar pukul 14.15 WIB itu melanda lima desa di Kabupaten Aceh Tengah, di antaranya Desa Paya Dedep, Paya Tungel, Jeget Ayu, Jaging Jeget, dan Bukit Kemuning.(Serambi Indonesia/Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/hujan-es-aceh1.jpg)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/hujan-es-aceh2.jpg)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/hujan-es-aceh3.jpg)