Tragis, 4 Orang yang Merupakan Satu Keluarga Tewas Dipukul Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir
Tragis, 4 Orang yang Merupakan Satu keluarga Tewas Dipukul Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir
Tingginya korban berkaitan dengan tuduhan praktik sihir itu mendorong beberapa negara bagian, termasuk Jharkhand, memperkenalkan undang-undang khusus untuk mencoba menghentikan kejahatan terhadap orang-orang yang dituduh melakukan sihir dan takhayul.
Sementara itu, setahun lalu kejadian yang hampir serupa juga pernah terjadi.
Pada waktu itu, seorang gadis berusia enam tahun di Papua Nugini dituduh sebagai tukang sihir.
Karena tuduhan itu, ia disiksa warga selama lima hari.
Ajaibnya, ia lolos dari kematian setelah ditolong oleh anggota badan amal setempat dan seorang misionaris Cili.
Korban, yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan hukum, menderita luka bakar tingkat pertama, setelah disiksa menggunakan parang yang dipanaskan dengan api.
Menurut Gary Bustin dari Papua New Guinea Tribal Foundation—badan amal yang menyelematkan si gadis—parang itu digunakan untuk mengelupas kulit dan dagingnya.
“Anak itu ada di desa saat diserang,” ujar Bustin kepada News.com.au.
“Seperti yang bisa Anda bayangkan, ia telah mengalami trauma dan hanya mau menemui keluarga dan tim medis.”
Terlepas dari upaya berabad-abad oleh pendidikan dan kelompok gereja, kepercayaan terhadap sihir, guna-guna, atau “sanguma” nyatanya tetap bertanam dalam jiwa masyarakat setempat.
“Ada lebih dari 800 budaya yang berbeda di Papua Nugini dan kepercayaan terhadap ilmu sihir tersebar luas di antara mereka,” kara Richard Eves, antropolog Australia dari Australian National University, Canberra.
Pembunuhan terkait sihir, di mana massa marah setelah ada ada kematian yang tak bisa dijelaskan atau karena HIV/AIDS, masih sering terjadi di Papua Nugini.
Korbannya hampir selalu perempuan yang termarjinalkan: ibu tunggal, janda, orangtua, atau orang cacat.
Menurut misionaris Anton Lutz, enam perempuan telah terbunuh setelah dituduh sebagai tukang sihir di Provinsi Enga, Papua Nugini tengah, dalam dua bulan terakhir.
Laporan lain menyebut, korban-korbannya biasanya dipenggal, didorong dari tebing, disetrum listrik, dilempari batu, ditembak, atau, dalam skenario terburuk, dibakar hidup-hidup.