Indragiri Hilir
Tak Bisa Melaut Selama Merawat Putrinya yang Alami Pembengkakan Empedu, Dodi Makin Pusing Soal Biaya
Penyakit pembengkakan empedu yang di alami Nazwa (6) membuat pasangan Dodi dan Yanti fokus dalam penyembuhan sang buah hati.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Tak Bisa Melaut Selama Merawat Putrinya yang Alami Pembengkakan Empedu, Dodi Makin Pusing Soal Biaya
TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Penyakit pembengkakan empedu yang di alami Nazwa (6) membuat pasangan Dodi dan Yanti fokus dalam penyembuhan sang buah hati.
Di tengah banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan pengobatan Nazwa, Dodi justru mengalami paradoks.
Sejak lebih kurang seminggu mendampingi dan merawat Nazwa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan, Dodi tidak dapat melaut.

Dengan begitu, otomatis tidak ada pemasukan yang bisa digunakan Dodi untuk membiayai sang anak yang bisa dikatakan dalam kondisi kritis tersebut.
Baca: Perut Bocah Perempuan Asal Inhil Riau Membesar, Harus Dirujuk ke Pekanbaru Tapi Terbentur Biaya
Pekerjaan sehari – hari sebagai nelayan tersebut juga tidak mencukupi, Dodi pun tidak mempunyai tabungan lebih untuk Nazwa.
Padahal untuk mendapatkan darah saja, Dodi dan keluarga harus merogoh kocek Rp. 360 ribu untuk sekantong darah dua kali dalam sehari.
Ketiadaan BPJS Kesehatan yang masih dalam proses pengurusan, membuat Dodi harus membeli darah dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Inhil.
Untuk membeli darah dan obat, Dodi mengandalkan bantuan dari orang yang peduli terhadap Nazwa yang memberikan uang saat menjenguk.
“Belinya (obat dan darah) dari bantuan itulah yang dibelikan. Kalau beli sendiri mana mampu, BPJS belum aktif, jadi sebagai umumlah bayarnya,” ujar Dodi saat dijumpai Tribun Pekanbaru di ruang rawat anak RSUD PH Tembilahan, Jum’at (16/8).
Selain itu, Dodi terpaksa meninggalkan anak keduanya yang masih berumur 3 bulan untuk fokus pada penyembuhan Nazwa.
“Kami tinggal sama neneknya, karena setiap hari menjaga Nazwa di sini,” tuturnya. Oleh karena itu, Dodi berharap adanya bantuan dari berbagai pihak agar Nazwa bisa segera di rujuk ke Pekanbaru untuk pengobatan lanjutan sesuai saran dokter.
Meskipun tidak mengeluhkan sakit, menurut Dodi, Nazwa kerap mengeluhkan rasa panas di perutnya sehingga membuatnya gelisah.
“Memang harus dibawak cepat. Makan dan minum mau. Kebanyakan darah putih, jadi ada darah merah dimakannya, makanya banyak butuh darah, kasian Nazwa,” ucap Dodi haru didampingi sang istri.
Berbagai usaha telah dilakukan keluarga untuk Nazwa, namun belum bisa mengcover nazwa yang harus segera di bawa ke Pekanbaru.
“Kuota Kartu Indonesia Sehat (KIS) penuh dan pusat belum membuka lagi. Tapi bantuan dari Dinas Sosial Inhil ada sekitar Rp2 juta saja. BPJS Kesehatan yang baru dibuat dan baru bisa aktif 15 hari lagi, apakah tidak bisa di percepat. ” keluh Dodi sedih.
Melihat kondisi Nazwa saat ini, Anggota Komisi IV DPRD Inhil Andi Rusli menyayangkan tidak adanya program Pemerintah Kabupaten Inhil yang bisa mengcover kondisi darurat seperti Nazwa.
“Kalau untuk kondisi seperti ini harusnya ada kemudahan bagi masyarakat kita yang tidak mampu, harusnya ada yang mengcover selain BPJS Kesehatan yang butuh waktu untuk aktif, karena kondisinya darurat,” imbuh Andi Rusli.
Kedepannya, sebagai anggota DPRD Inhil yang kembali terpilih, Andi Rusli akan memperjuangkan kembali adanya Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang bisa difungsikan untuk kondisi darurat dan bagi masyarakat tidak mampu.
Baca: Ngaku Punya Jimat Sembuhkan Penyakit, 4 Pelaku Kuras ATM Ibu Rumah Tangga di Pekanbaru Rp 119 Juta
Apabila tetap berada di Komisi IV, Andi akan mengajak Dinas Sosial Kabupaten Inhil dan pihak terkait lainnya untuk membahas pemberlakuan kembali Jamkesda ini.
“Ini kebijakan pemerintah, kalau perlu nanti kita ajak study banding ke daerah yang sudah menerapkannya. Dengan menunjukan surat keterangan tidak mampu, Jamkesda bisa diaktifkan masyarakat. Ini harus ada selain BPJS Kesehatan,” imbuh anggota dewan yang memiliki ambulance pribadi bagi masyarakat ini.
Dalam kondisi saat ini, politisi PPP ini mengimbau berbagai pihak untuk bisa menyisihkan rezekinya bagi kelanjutan pengobatan Nazwa.
“Ini harus betul – betul jelas dulu sebelum berangkat ke Pekanbaru, agar nanti tidak terlantar di sana,” pungkasnya.
Sekira ada para dermawan yang ingin membantu, silahkan menghubungi Edi, kakek kandung Nazwa di nomor: 082392189238. (Tribuntembilahan.com/T. Muhammad Fadhli).