Durhaka Tingkat Tinggi, Suherman Habisi Nyawa Ayah Kandung Yang Telah Lansia Karena Hal Sepele

Merasa tak bersalah sama sekali, Suherman pun malah kembali tidur di tempat kakaknya yang tak jauh dari rumah orang tuanya.

TribunJakarta.com
Durhaka tingkat tinggi, anak bunuh ayah kandung yang sudah lansia 

Polisi segera mengamankan Suherman beserta barang bukti linggis.

Jasad Juminta pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati.

Baca: 500 Kostrad Dikirim Ke Papua, Kerusuhan Susulan di Papua Diprediksi Terjadi di 3 September 2019

Suherman (35) tega membunuh ayah kandungnya sendiri menggunakan linggis. Suherman melakukan aksi pembunuhannya ayah kandungnya bernama Juminta (65) itu diduga akibat terganggu suara dengkurannya saat sedang tidur.
Suherman (35) tega membunuh ayah kandungnya sendiri menggunakan linggis. Suherman melakukan aksi pembunuhannya ayah kandungnya bernama Juminta (65) itu diduga akibat terganggu suara dengkurannya saat sedang tidur. TribunJakarta.com - Istimewa

Sementara itu, polisi sampai saat ini masih melakukan penyelidikan.

Polisi pun memeriksa kejiwaan pelaku, Suherman.

"Dia (tersangka), kesal kalau tidur ada suara dengkur atau ngorok segala macem," ungkap Kapolsek Sukatani AKP Taifur kepada TribunJakarta.com, Minggu (1/9/2019).

"Merasa terganggu lalu dia tersangka keluar dan mengambil linggis langsung menghantam ke korban yang sedang tidur," sambungnya.

"Kita sedang periksa kejiwaan pelaku, soal saat dimintai keterangan bicaranya tidak nyambung," ujar Taifur.

Dari keterangan keluarga yang diperoleh Taifur, Suherman sejak beberapa tahun belakangan ini memang sedang mengalami masa sulit.

Ia dahulu sempat memiliki usaha jual beli barang rongsokan yang cukup maju.

"Memang dia dulu usaha lapak sukses, ya namanya usahakan lalu ngedrop, terus seiring berjalannya waktu, ditambah dengan masalah rumah tangga, dia pisah, intinya dia banyak pikiranlah," kata Taifur.

Oleh pihak keluarga, Suherman kemudian diurus, ia juga selama ini kerap menjalani pengobatan di puskesmas setempat.

Sehari-hari, kondisi kejiwaanya memang dikenal labil, anak ketiga dari tiga bersaudara ini suka bertingkah laiknya pengidap gangguan jiwa seperti marah-marah sendiri.

"Puskesmas yang selama ini mengawasi kesehatannya juga sempat menyarankan keluarga agar dibawa ke rumah sakit jiwa, tapi dari keluarga karena mungkin aib, malu atau gimana ya, dia suka ngamuk, tapi kalau lagi sadar ya normal kaya orang biasa aja," ungkap Taifur.(*)

Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved