Benny Wenda Mengemis Bantuan Dukungan Australia Soal Referendum, Tanggapan Australia di Luar Dugaan

Benny Wenda berharap Australia mendukung kemerdekaan Papua Barat dengan cara yang sama ketika mereka mendukung kemerdekaan Timor Leste.

YouTube TEDxSydney
Benny Wenda disebut sebagai dalang kerusuhan di Papua 

Benny Wenda berharap Australia mendukung kemerdekaan Papua Barat dengan cara yang sama ketika mereka mendukung kemerdekaan Timor Leste.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dedengkot kelompok kriminal bersenjata (KKB) OPM, Benny Wenda nampaknya makin gencar berkoar.

Bahkan, ia tak malu untuk mengemis bantuan pada Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari artikel terbitan SBSNews Australia Selasa (3/9/2019) kemarin.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison
ap photo, Perdana Menteri Australia Scott Morrison

Benny Wenda yang telah berada di pengasingan itu meminta Perdana Menteri Scott Morrison untuk mengutuk tindakan keras Indonesia terhadap aksi demonstran pendukung kemerdekaan Papua, agar tak menjadi 'Timor Timur berikutnya'.

Berbicara kepada SBS News dari Oxford, Inggris, Benny Wenda mengatakan situasi di Papua Barat 'sangat mirip' dengan perjuangan berdarah-darah untuk mencapai kemerdekaan yang terjadi di Timor-Leste alias Timor Timur, 20 tahun yang lalu.

Baca: Goliath Tabuni Kepada Wiranto: MAS Wiranto Masih Memakai Gaya Kuno, Malu-maluin Negaramu Saja !

"Saya berharap Perdana Menteri Australia akan membuat pernyataan tentang situasi saat ini. Kita perlu Australia untuk keluar dan membuat pernyataan publik tentang krisis kemanusiaan di Papua Barat," lanjutnya seperti dikutip GridHot.ID dari SBSNews.

Benny Wenda mengatakan dia berharap rakyat Australia akan keluar untuk mendukung kemerdekaan Papua Barat dengan cara yang sama ketika mereka mendukung kemerdekaan Timor Leste.

Mahasiswa Papua menggelar aksi demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019). Massa aksi menuntut agar rasialisme terhadap rakyat Papua dihentikan dan menuntut pemerintah membuka kembali akses internet di Papua.
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Mahasiswa Papua menggelar aksi demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).
Massa aksi menuntut agar rasialisme terhadap rakyat Papua dihentikan dan menuntut pemerintah membuka kembali akses internet di Papua.

Baca: Sebelum Suaminya Dihabisi, Aulia Kesuma Minta Berhubungan Intim Dengan Suaminya Untuk Terakhir Kali

"Apa yang terjadi, apakah Indonesia melakukan genosida dan ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Wenda.

"Berapa banyak orang yang perlu dibunuh agar PBB melakukan intervensi, untuk datang ke Papua Barat dan melihat apa yang terjadi?," lanjutnya.

Namun agaknya kini gayung tak bersambut.

Pasalnya, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia mengatakan kepada SBS News pada hari Senin (2/9/2019) bahwa Australia 'mengakui integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia atas provinsi Papua'.

"Posisi kami jelas ditentukan oleh Perjanjian Lombok antara Indonesia dan Australia," lanjut pernyataan itu.

Perjanjian Lombok adalah perjanjian antara Indonesia dan Australia yang menguraikan kewajiban keamanan masing-masing negara.

Damien Kingsbury, seorang pakar keamanan Asia Tenggara di Universitas Deakin, mengatakan kepada SBS News bahwa Australia tidak mungkin dapat campur tangan karena perjanjian itu dan karena Papua Barat secara resmi diakui oleh PBB sebagai bagian dari Indonesia.

Baca: Mantan Suami V Kasus Video Mesum Vina Garut Bongkar FAKTA: Pemeran Wanita Yang Minta-minta Threesome

Wawancara Benny Wenda dengan CBC News
Tangkapan layar Twitter @NatashaFatah, Wawancara Benny Wenda dengan CBC News
Halaman
12
Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved