Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kesaktian Jamaludin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur

Kesaktian Jamaluddin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur

Editor: Budi Rahmat
Net/ Tribunnews.com
Kesaktian Jamaludin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur 

Kesaktian Jamaludin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur

TRIBUNPEKANBARU.COM- Kesaktian Jamaluddin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur.

Ya, Sunan Kalijaga membuang semua kesaktian Jamaludin.

Sumur tersebut kemudian menjadi pembicaraan hingga saat ini.

Asal usul sebuah nama daerah atau peristiwa selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang.

Selain dikarenakan nyeleneh dan unik, nama- nama tersebut biasanya akrab di telinga kita.

Seperti halnya Kelurahan Sumurpanggang di Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Terdiri dari dua kata, sumur dan panggang.

Meski namanya terkesan aneh, namun cerita rakyat tentang Sumurpanggang akan menghubungkan Anda dengan Sultan Trenggono pada masa Kerajaan Demak.

Kelurahan Sumurpangang disebut oleh warga menjadi kelurahan yang paling maju di Kecamatan Margadana, Kota Tegal.

Lokasinya yang dilalui Jalan Nasional Jalur Pantura Jakarta- Surabaya, menjadikan Sumurpanggang sebagai pusat perekonomian Kota Tegal bagian barat.

Hal lain, Sumurpanggang juga dikenal sebagai sentral telur asin.

Budayawan Kota Tegal Wahyo menyebutkan, cerita rakyat tentang Keluruhan Sumurpanggang bermula dari Kerajaan Demak.

Ia mengatakan, ada sebuah sumur di Kelurahan Sumurpanggang yang dahulunya digunakan untuk menghilangkan kesaktian seseorang.

Pasar Sumurpanggang lokasi keberadaan sumur panas yang digunakan Sunan Kalijaga untuk menghukum Jamaludin.
Pasar Sumurpanggang lokasi keberadaan sumur panas yang digunakan Sunan Kalijaga untuk menghukum Jamaludin. (Tribunjateng.com/Fajar Bahruddin Achmad)

Sumur itu berair hangat dan mengeluarkan asap.

Dahulu sumur itu digunakan untuk menghukum para berandal yang memiliki kesaktian.

“Sumur itu masih ada. Lokasinya saat ini ada di dalam Pasar Sumurpanggang, tapi sudah ditutup.

Airnya juga masih hangat,” kata Wahyo saat ditemui tribunjateng.com, Minggu (8/9/2019).

Wahyo menceritakan, ada dongeng rakyat yang turun temurun diceritakan mengenai Kelurahan Sumurpanggang.

Asal usul nama Sumurpanggang berawal dari Kerajaan Demak pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono.

Ketika itu putra Sultan Trenggono yang bernama Jamaludin dari istri selirnya menghadap.

Jamaludin meminta supaya ia diakui sebagai anak.

Namun karena ada syarat yang tidak terpenuhi, Sultan Trenggono menolaknya.

“Penolakan itu membuat Jamaludin memilih pemberontakan.

Ia kumpulkan para berandal, begal, maling, judi yang berpusat di wilayah Balamoa di Kabupaten Tegal.

Dia melakukan ontran- ontran atau keributan di Demak. Banyak kemalingan, pemerkosaan hingga pembegalan,” ungkapnya.

Menurut Wahyo, Sultan Trenggono mencoba melawan, namun karena kesaktian dan kepintarannya Jamaludin tidak bisa tertangkap.

Hingga Sultan Trenggono pun meminta tolong kepada Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga.

Untuk mengetahui keberadaan Jamaludin, Sunan Kalijaga menyamar menjadi seorang berandal.

Setelah menyamar, Sunan Kalijaga kemudian mengejar Jamaludin sampai ke wilayah Tegal bagian barat, daerah Sumurpanggang.

“Di Tegal Sunan Kalijaga mengubah nama menjadi Lokajaya. Maka ada kisah yang bernama berandal Lokajaya,” katanya.

Di Tegal, Sunan Kalijaga mencoba menangkap Jamaludin. Kesulitan pun Sunan Kalijaga alami.

Ia pun kemudian bermunajat kepada Allah di tepi Kalikemri Tegal.

Di tengah munajatnya, tasbih yang tersusun dari kemiri itu terjatuh ke sungai.

Sunan Kalijaga terjun ke kali mencarinya hingga sampai di laut dan bertemu Nabi Khidir.

Sunan Kalijaga kemudian diberi ilmu oleh Nabi Khidir.

Ia pun membuat perangkap dengan mengadakan pesta rakyat untuk memancing Jamaludin.

“Sunan Kalijaga membuat pesta rakyat dengan berbagai macam hiburan.

Munculah Jamaludin ikut menyawer. Mengetahui itu perangkap, Jamaludin pun lari,” ungkapnya.

Perkelahian antara Sunan Kalijaga dengan Jamaludin terjadi.

Mereka berkelahi saling dorong ke utara dan selatan, dalam bahasa Tegal ‘surung-surungan’.

Kini daerah tersebut bernama Kelurahan Pesurunganlor dan Kelurahan Pesurungankidul.

Aksi saling kejar terus berlanjut.

Di tempat yang berbeda, keduanya berkelahi saling adu kesaktian.

Kesaktian sering disebut dengan kepintaran atau kepandaian, kini daerah tersebut bernama Kelurahan Kepandean.

Jamaludin pun tertangkap.

Sebelum dibawa ke Demak, Sunan Kalijaga menghilangkan kesaktian Jamaludin dengan memanggangnya di atas sumur.

Wahyo mengatakan, sumur tersebut keberadaannya ada di dalam Pasar Sumurpanggang dan masih aktif.

“Setelah dipanggang di atas sumur itu, kesaktian Jamaludin hilang. Kemudian Jamaludin dibawa ke Demak dan dihukum,” ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Nur Hikmah (45) dan Susi Sundari (47), penjual telur asin di seberang Pasar Sumurpanggang.

Ia tidak tahu persisnya, namun menurut Nur, Kelurahan Sumurpanggang bermula dari sebuah sumur panas yang berfungsi menghukum orang jahat.

Ia mengatakan, ada seorang penjahat yang lari ke sana kemari di wilayah Kota Tegal.

Setelah tertangkap di wilayah Kelurahan Sidapurna, penjahat itu dibawa dan dihukum di sumur panas yang ada di Kelurahan Sumurpanggang.

Kantor Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margada, Kota Tegal.
Kantor Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margada, Kota Tegal. (Tribunjateng.com/Fajar Bahruddin Achmad)

“Sumur itu untuk mengadili orang hajat dengan dipanggang. Dulu yang membakar masyarakat,” katanya.

Sementara menurut Susi, kisah itu selalu turun temurun menjadi cerita rakyat yang dikisahkan kepada anak-anaknya.

Kisah orang jahat yang dibakar di atas sumur.

Menurutnya, cerita itu bermaksud supaya ketika dewasa nanti jangan menjadi jahat.

“Cerita itu mengajari supaya jangan menjadi orang jahat. Walau pun lari kemana saja, orang jahat tetap bisa diadili,” katanya. (fba)

Kesaktian Jamaludin Hilang setelah Sunan Kalijaga Lakukan ini di Atas Sumur

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved