Kabut Asap di Riau
Karhutla di Pekanbaru Tidak Ada, Tapi Kabut Asap Tebal di Pekanbaru dan ISPU Berbahaya Ini Kata BMKG
Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Pekanbaru boleh dikatakan tidak ada, tapi kabut asap tebal di Pekanbaru dan ISPU berbahaya, ini kata BMKG
Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Kemungkinan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih akan terjadi sampai akhir Oktober 2019 mendatang.
BMKG pada konferensi pers di BNPB dan Gubernuran Riau kemarin (14/09/2019) menyebutkan bahwa musim kemarau di wilayah Riau masih akan terjadi sampai pertengahan Oktober 2019.
Sedang di wilayah lain bisa sampai akhir Oktober atau Awal November 2019.
Untuk antisipasi karhutla agar tidak tambah banyak dan tambah luas maka Pemerintah menyiagakan 3 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Pessawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019.
Baca: MAJU pada Pilkada Riau 2020, Mantan Ketua DPRD dan Mantan Wakil Ketua DPRD Pelalawan Daftar ke PDI-P
Baca: PELANTIKAN 40 Anggota DPRD di Riau Wartawan DILARANG Masuk, Gedung DPRD Dipadati Keluarga Legislator
Baca: Pendidikan di Pekanbaru LUMPUH TOTAL, Seluruh Sekolah Diliburkan Akibat Kabut Asap, ISPU Tidak Sehat
"Untuk memperkuat armada TMC Pemerintah menambah 1 pesat CN 295 dengan kapasitas 2.4 ton yang sudah berada di Pekanbaru dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok," ungkap Plt Kapusdatinmas, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya.
Operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG.
Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan.
BMKG memperkirakan bahwa pertumbuhan awan berasal dari arah utama, sehingga saat ini sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan.
"Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan Tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC," lanjutnya.
Armada Tambahan Pesawat CN 295
Pesawat CN 295 merupakan pesawat terbang transpor militer taktis dengan 2 mesin turboprop dan diawaki oleh 2 personil.
Pesawat ini bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, evakuasi medis atau angkutan barang.
"Untuk keperluan TMC CN 295 dikonfigurasi agar dapat mengangkut bahan semai dengan kapasitas 2.4 ton," terang Agus Wibowo.
Bagian perut pesawat dimodifikasi dengan dipasang rel untuk mengangkut 8 x 300 kg bahan semai yang dengan pipa untuk menabur bahan semai secara semi otomatis.
Saat pesawat terbang sampai di awan yang potensial hujan maka petugas membuka kran dan garam akan keluar melalui pipa untuk menaburi awan dengan garam.
Bahan semai garam NaCl akan mengikat butiran-butiran air dalam awan, kemudian menggumpal menjadi berat dan akhirnya jatuh menjadi hujan.