Kabut Asap di Riau

Karhutla di Pekanbaru Tidak Ada, Tapi Kabut Asap Tebal di Pekanbaru dan ISPU Berbahaya Ini Kata BMKG

Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Pekanbaru boleh dikatakan tidak ada, tapi kabut asap tebal di Pekanbaru dan ISPU berbahaya, ini kata BMKG

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
TribunPekanbaru/TheoRizky
Karhutla di Pekanbaru Tidak Ada, Tapi Kabut Asap Tebal di Pekanbaru dan ISPU Berbahaya Ini Kata BMKG 

Bayi 22 Hari Sesak Nafas, Dania Hanya Bisa Menangis dan Berdoa

Story atau kisah dalam Kabut Asap di Riau, bayi berumur 22 hari bernama Ihsan sesak nafas di tengah malam, Dania hanya bisa menangis dan berdoa.

Dania (27) dan Aris (30) hanya bisa menangis dan terus mengipas-ngipas ruangan, ketika bayinya, Ihsan yang berusia 22 hari sesak nafas karena terpapar kabut asap.

Baca: Presiden RI Jokowi ke Riau, Sampaikan Kekesalan Saat Rapat, Sorot Gubernur, Panglima TNI dan Kapolri

Baca: Lampu Kendaraan Darat dan Kapal Laut di Riau Harus Menyala Sepanjang Perjalanan Akibat Kabut Asap

Baca: Presiden RI Jokowi ke Riau, BOYONG Sejumlah Menteri Tinjau Karhutla di Riau, Ada Wiranto

Baca: Presiden RI Jokowi Langsung Rapat Terbatas Setelah Sampai di Riau, Media Lokal DILARANG Mendekat

Baca: Kisah BERDARAH Pasangan Suami Istri di Riau, Suami Alami Luka Tusuk di Perut dan Istri di Pinggang

Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB malam, Dania terus mendampingi putranya sambil berdoa dan menangis.

Sudah berhari-hari Ihsan pilek dan batuk, dan di tengah situasi kabut asap, bayi Ihsan tiba-tiba sesak nafas.

Kedua orangtuanya kebingungan, tidak tau apa yang harus dilakukan pada tengah malam itu.

"Saya hanya bisa menangis, dan berdoa. Terus membersihkan ruangan yang penuh asap. Tapi tetap saja asap masuk ke dalam rumah kami. Kami kebingungan, tak tau harus lakukan apa, apalagi saat itu tengah malam," kata Dania menceritakan kejadian yang dialaminya tiga hari lalu, saat ditemui Tribun di Posko Pengungsian DPW PKS Riau, Jalan Soekarno Hatta, Senin (16/9/2019).

Malam itu terasa panjang bagi Dania dan Aris. Ia berusaha agar bayinya tetap bertahan dan berharap pagi segera datang.

Sembari itu, ia terus berupaya untuk menghubungi kawan yang bisa memberikan solusi atas kejadian tersebut.

"Salah seorang kawan suami memberi tahu, kalau ada rumah pengungsian PKS yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Pagi-pagi sekali, kami langsung bawa anak ke sini," tutur warga Rimbo Panjang ini.

Baca: BREAKING NEWS : Presiden RI Jokowi Tiba di Riau, Menginap Semalam di Novotel Pekanbaru Jalan Riau

Baca: PELANTIKAN Anggota DPRD Bengkalis Disambut Demonstrasi, Daftar Nama Legislator Negeri Junjungan Riau

Baca: 4.500 Personil Gabungan Kawal Presiden RI Jokowi Saat Berkunjung ke Riau Meninjau Karhutla di Riau

Bayi Ihsan langsung diberikan penanganan oleh pihak panitia penyelenggara Posko pengungsian di Markaz PKS Riau tersebut.

Namun nafas Ihsan masih terus sesak. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit.

Setelah agak mendingan, baru kemudian dokter di rumah sakit membolehkan untuk dirawat jalan, dan kemudian bayi Ihsan dibawa kembali ke posko tersebut.

"Sekarang sudah tiga hari kami di sini. Pilek dan batuknya masih, kemudian sesekali nafasnya masih sesak, tapi sudah cukup jauh berkurang dari sebelumnya. Kami sangat terbantu di sini, udaranya juga cukup bersih," ujar Dania.

Ambo Ako, warga Perumahan Mustamindo 3, Kecamatan Tambang juga sangat mengkhawatirkan kesehatan dua anaknya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved