Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Satu Keluarga di Riau Mengungsi Akibat Kabut Asap, Masih Nyaman di Posko dan Ogah Pulang

Kisah satu keluarga yang terpapar kabut asap layak disimak karena bisa menjadi salah satu bukti betapa membahayakannya kabut asap di Riau.

TRIBUN PEKANBARU / JOHANES WOWOR TANJUNG
Kisah Satu Keluarga di Riau Mengungsi Akibat Kabut Asap, Masih Nyaman di Posko dan Ogah Pulang 

Kisah Satu Keluarga di Riau Mengungsi Akibat Kabut Asap, Masih Nyaman di Posko dan Ogah Pulang

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kisah satu keluarga yang terpapar kabut asap layak disimak karena bisa menjadi salah satu bukti betapa membahayakannya kabut asap di Riau.

Mereka rela bermalam di posko pengungsian karena talut kondisi kabut asap yang ada saat ini membahayakan keluarga mereka.

Nurlela (30), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kota Pekanbaru, Riau, mengungsi karena terpapar kabut asap.

Dia mengungsi bersama suaminya, Aris (30), dan tiga orang anaknya ke posko pengungsian di kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Riau di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

Nurlela dan keluarganya mengungsi karena sudah beberapa hari terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Apalagi, hingga saat ini asap masih pekat dan udara tidak sehat.

Nurlela dan bayinya berada di posko pengungsian di Kantor DPW PKS Riau di Pekanbaru, karena terpapar kabut asap karhutla, Minggu (15/9/2019) malam.
Nurlela dan bayinya berada di posko pengungsian di Kantor DPW PKS Riau di Pekanbaru, karena terpapar kabut asap karhutla, Minggu (15/9/2019) malam. ((KOMPAS.COM/IDON))

Baca: Raffi Ahmad Marah dan Usir Lucinta Luna dari Ruangan Syuting Gara-gara Diisengin Pakai Benda Ini

Baca: VIDEO: Sinopsis Ishq Mein Marjawan Episode 58 Hari Selasa (17/9): Anjali itu Arohi, Arohi itu Anjali

Saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (15/9/2019) malam di posko pengungsian, Nurlela masih belum mau pulang ke rumahnya di Jalan Kartama, Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

"Gimana mau pulang, asap masih pekat, udara tidak sehat. Masih nyaman di sini (posko). Udara di sini sehat, dan tempatnya bersih. Makan ditanggung. Kebetulan satu anak saya yang paling besar juga masih libur sekolah, jadi masih bertahan di sini," kata Nurlela, yang sedang menggendong anaknya yang masih balita.

Bayi perempuan yang digendongnya itu mengalami batuk selama tiga hari, akibat kabut asap. Sesekali si bayi terlihat batuk-batuk di pangkuan ibunya.

"Anak saya yang kecil ini usianya baru tujuh bulan, namanya Afifah. Dia tiga hari batuk-batuk. Kemudian dua kakaknya juga batuk. Suami juga batuk. Tapi, alhamdulillah setelah dibawa ke posko ini sudah mulai membaik. Kan dapat perawatan juga kita di sini," tutur Nurlela.

Dia sendiri juga mengaku mengalami batuk dan kepala pusing. Untuk itu, satu keluarga ini masih bertahan di posko pengungsian.

Nurlela masuk ke posko pengungsian sehari setelah dibuka, Rabu (11/9/2019) lalu. Dia dijemput oleh tim relawan PKS Riau.

"Kami masuk hari Kamis (12/9/2019). Dijemput dan diantar ke rumah sama relawan PKS. Kemarin ada pulang sebentar, itu diantar dan dijemput lagi," ujarnya.

Baca: Penyerahan Mandat Pimpinan KPK Bisa Jadi Jebakan, Yusril Ihza: Presiden Tak Berwenang Kelola KPK

Nurlela belum memastikan kapan kembali ke rumahnya, karena asap masih pekat di luar. Dia memilih masih bertahan di posko pengungsian.

"Lihat kondisi dulu baru pulang. Di sini kami jauh lebih nyaman. Pelayanannya juga luar biasa. Kami sangat terbantu. Di sini juga ada adik saya dengan anaknya usia lima bulan," kata Nurlela.

Sebagaimana diketahui, kabut asap pekat lebih kurang sepekan menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru. Kualitas udara di Kota Madani itu memburuk.

Kabut asap berdampak ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari sekolah dan kampus diliburkan, hingga banyak warga yang sakit. (*)

---

Selain membatalkan 12 penerbangan, Garuda Indonesia juga melakukan pengalihan penerbangan.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Garuda Indonesia membatalkan 12 penerbangan domestik ke berbagai daerah.

Pembatalan penerbangan dilakukan akibat adanya kabut asap yang menyebabkan jarak pandang penerbangan menjadi terbatas.

"Khususnya dengan jarak pandang penerbangan yang terbatas yang berisiko terhadap keberlangsungan operasional penerbangan," ujar M Ikhsan Rosan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (15/9/2019).

Ia pun menjelaskan kabut asap pun berdampak terhadap sejumlah rotasi penerbangan.

Untuk itu, ia mengimbau penumpang untuk melakukan selaly mengecek jadwal penerbangan secara berkala.

"Kami juga telah mempersiapkan upaya mitigasi untuk penanganan penerbangan yang terdampak termasuk penanganan penumpang," katanya.

Selain membatalkan 12 penerbangan, Garuda Indonesia juga melakukan pengalihan penerbangan.

Penerbangan GA 550 rute Jakarta-Palangkaraya dialihkan menjadi Jakarta-Balikpapan yang kemudian melanjutkan penerbangan ke Jakarta.

Seluruh penumpang Garuda Indonesia yang terdampak pembatalan jadwal penerbangan diberikan pilihan untuk mengubah jadwal penerbangan (reschedule).

Selain itu, penumpang juga diberikan pilihan untuk melakukan pengalihan rute atau melakukan refund sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Garuda Indonesia juga akan terus memonitor situasi dan perkembangan berkaitan dengan intensitas dampak kabut asap tersebut, para penumpang pun diimbau untuk memastikan kembali jadwal penerbangannya melalui call center Garuda Indonesia," katanya.

Adapun data penerbangan yang dibatalkan hingga siang ini sebagai berikut :

01. GA580/581- Rute Jakarta - Samarinda - Jakarta.

02. GA582/583 - Rute Jakarta - Samarinda - Jakarta.

03. GA512/513 - Rute Jakarta - Pontianak - Jakarta.

04. GA502/505 - Rute Jakarta - Pontianak - Jakarta.

05. GA504/507 - Rute Jakarta - Pontianak - Jakarta.

06. GA552/553 - Rute Jakarta - Palangkaraya - Jakarta.(*)

*Kisah Satu Keluarga di Riau Mengungsi Akibat Kabut Asap, Masih Nyaman di Posko dan Ogah Pulang

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved