Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Warga Diminta Waspadai Turunnya Kualitas Udara di Riau

Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengeluarkan peringatan dini untuk waspada terhadap penurunan kualitas udara.

Penulis: Alex | Editor: Hendra Efivanias
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Spanduk terkait kabut asap digantung pada jembatan penyeberangan orang, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru (20/9/2019). (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengeluarkan peringatan dini untuk waspada terhadap penurunan kualitas udara dan jarak pandang akibat peningkatan polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Dimulai pada pagi hari, yang berpotensi jarak pandang yang menurun diakibatkan oleh kekaburan udara akibat partikel kering.

Seperti asap dan haze.

Selain itu hal yang sama juga terjadi pada siang hari, sore, malam, hingga dini hari.

Dari prakiraan cuaca dan hotspot Provinsi Riau yang disampaikan oleh analis BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, untuk Sabtu (21/9/2019) ini, di Riau terdapat 198 hotspot yang tersebar di 8 kabupaten dengan level confidence 50 persen.

Di antaranya, Inhil 74, Rohil 57, Pelalawan 28, Bengkalis 17, Inhu 14, Kuansing 4, Meranti 2 dan Kampar 2 titik.

Baca: Digantikan Mulan Jameela di DPR RI, Ini Sosok Dewan Terpilih Yang Terlempar Dari Senayan

Sedangkan 129 hotspot di antaranya berada di level confidence 70 persen, atau tingkat terjadinya karhutla lebih tinggi, yang tersebar di 7 kabupaten.

Di antaranya di Inhil 47 titik, Rohil 38, Pelalawan 18, Bengkalis 13, Inhu 10, Kuansing 2 dan Meranti 1 titik.

Selain itu, untuk wilayah Sumatera, pada pagi ini terdapat 1.182 hotspot, yang paling banyak terdapat di Jambi, dengan jumlah titik panas sebanyak 499 atau hampir mencapai 500 hotspot.

Selanjutnya, disusul kemudian Sumatera Selatan sebanyak 391, kemudian Riau 198, Babel 40, Lampung 33, Kepri 9, Sumbar 8, Bengkulu 2 dan Sumut 2 titik.

Baca: GMKI Pekanbaru Bagikan 4.000 Masker dan Doa Bersama Agar Karhutla Diatasi

"Peringatan dini, waspada terhadap penurunan kualitas udara dan jarak pandang akibat peningkatan polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan," begitu akhir penyampaian prakirawan cuaca pihak BMKG stasiun Pekanbaru.

Sementara itu, penanganan Karhutla hingga saat ini masih terus diupayakan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Riau, Jim Ghofur menyampaikan, pihaknya sampai saat ini memfokuskan pemadaman api di beberapa titik.

Seperti di Inhil, Rohil, Pelalawan dan Kampar.

Samapai saat ini, dikatakannya sudah 7 ribu personel yang diturunkan untuk penanggulangan bencana asap tersebut.

Namun demikian, pihaknya juga mendapatkan kendala di lapangan.

Yakni jauhnya lokasi titik api, yang membutuhkan waktu untuk menuju ke lokasi tersebut.

"Selain itu, kita juga terkendala minimnya air untuk pemadaman api. Dengan keterbatasan tersebut, itu yang membuat kita kesulitan untuk melakukan pemadaman," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga menyiagakan sekitar sembilan helikopter, untuk menunggu adanya awan.

Kemudian menyemai garam, untuk memodifikasi cuaca.

"Seperti yang sudah kita lakukan di Dumai, ketika ada awan, langsung kita semai, dan turun hujan. Sekarang Dumai kan sudah mulai bersih udaranya. Untuk kawasan yang belum, memang belum ada awan, jadi kita masih menunggu. Kita selalu stanby-kan helikopter di Lanud Roesmin Nurjadin," imbuhnya.

Ditanya perkiraan sampai kapan pihaknya akan terus melakukan pemadaman sampai api tidak ada lagi, pihaknya tidak bisa memastikan.

Karena kadang titik api baru bermunculan.

"Intinya kalau sudah hujan deras, maka api dan asap tidak ada lagi. Kalau perkiraan cuaca hujan baru akan dimulai sekitar awal atau pertengahan Oktober 2019," tuturnya. (Tribunpekanbaru.com/Alex Sander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved