Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kampar

STORY - Jenderal Bintang Dua Ajarkan Matematika Pada Anak-anak Pedalaman Kampar Riau

Irjen Pol Agung Setya secara khusus datang dari Pekanbaru hanya untuk menjadi guru matematika bagi puluhan anak-anak

Penulis: Ikhwanul Rubby | Editor: Ariestia
Istimewa
Kepala Polda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menjadi guru matematika bagi murid SD Negeri 010 Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kampar, Riau, Kamis (31/10/2019). 

Dengan kondisi tersebut, warga desa bernama Riko, kebetulan teman kuliah istrinya, Maria Farida Naibaho, berkenalan secara tidak sengaja dengan Ralon.

Kala itu, Ralon sedang bertugas di depan kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru, mengatur lalulintas jalan, sekitar November 2017, melihat sekelompok warga dimotori Riko, sedang meminta bantuan pembangunan lokal sekolah marjinal tersebut.

Dari sinilah cerita berawal, hingga tercetus di benak Ralon, ia harus mewujudkan keinginan anak-anak di Desa Batu Sasak untuk memperoleh ilmu dengan bersekolah. Bahkan emas perhiasan milik istrinya juga disumbangkannya saat mengetahui sekolah marjinal dibangun atas swadaya masyarakat masih mengalami kekurangan dana.

Kondisi tersebut menggambarkan bagaimana Ralon kecil harus berjalan kaki belasan kilometer untuk bersekolah bersama-sama dengan anak-anak Suku Sakai di pelosok Kabupaten Siak, SDN 058 Kandis.

Ralon tak mau, apa yang pernah ia alami menimpa anak-anak tersebut. Ia bertekad membantu membangun sekolah di Dusun Sialang Harapan secara permanen. Setelah dihitung-hitung, jumlah dana dibutuhkan Rp 14,5 juta.

"Padahal, uang sumbangan baru terkumpul Rp 12,5 juta. Ada kekurangan Rp 2 juta. Saya ngomong dengan istri, bagaimana jika kita jual untuk menutupi kekurangan biaya pembangunan. Istri setuju perhiasan emasnya dijual," kata Ralon.

Jangan Sebut Sekolah Marjinal, Tapi Sekolah Harapan

Kapolda Irjen Pol Agung Setya mengatakan, sebutan sekolah marjinal hendaknya tidak lagi digunakan, jika merujuk pada artian kata tersebut berarti terpinggirkan.

Alangkah baiknya istilah tersebut diganti dengan menyebut Sekolah Harapan.

"Sekolah ini tidak boleh disebut sekolah marjinal, tapi sekolah harapan. Tidak hanya harapan desa dan adik-adik namun juga harapan Indonesia," pintanya.

Agung Setya memberikan apresiasi dan terima kasih memuji apa yang dilakukan Bripka Rolan Manurung.
"Ini adalah aksi natural dan nyata dari seorang Bintara kita membangun sekolah ini menggunakan uang tabungannya, Bripka Rolan Manurung. Ini merupakan sesuatu sangat luar biasa, inilah nilai kita untuk saling membantu ketika saudara kita kesusahan," kata Kapolda.

Agung Setya berharap, apa yang dilakukan oleh Bripka Ralon Manurung ini ini dapat berdampak lebih luas kepada masyarakat di Riau.

"Kami ingin melihat ke lapangan secara nyata, hal-hal apa yang ada. Kami ingin bekerja sama dengan guru, dengan Dinas Pendidikan, dengan dinas-dinas lain bersama-sama membangun mewujudkan Indonesia Maju," pintanya.

Selama berada di sekolah tersebut, tidak hanya murid-murid saja antusias, namun juga para orangtua murid termasuk warga. (Tribunpekanbaru.com/Ikhwanul Rubby)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved