Berita Riau

Dokter Spesialis Menumpuk di Kota, MA Batalkan Perpres WKDS, RSUD Bakal Kehilangan Dokter Spesialis?

Dokter spesialis menumpuk di ibukota provinsi, MA batalkan Perpres Program Wajib Kerja Dokter Spesialis atau WKDS, RSUD bakal kehilangan dokter

Editor: Nolpitos Hendri
tribunpekanbaru/firmauli
Dokter Spesialis Menumpuk di Kota, MA Batalkan Perpres WKDS, RSUD Bakal Kehilangan Dokter Spesialis? Ilustrasi Dokter Spesialis 

Asril menyatakan dari 14 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Pelalawan sama sekali belum ada dokter spesialis yang ditugaskan.

Semua dokter spesialis dipusatkan di Rumah Sakit Umum (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci.

Masyarakat yang ingin berkonsultasi atau berobat langsung mendatangi RSUD sesuai dengan penanganan penyakit yang diderita.

Hanya saja, lanjut Asril, pihaknya membawa dokter spesialis ke daerah-daerah pada momentum tertentu.

Seperti program Pelalawan Sehat yang digelar di daerah terpencil yang dibarengi pengobatan atau pemeriksaan kesehatan gratis.

Termasuk pada acara-acara besar yang mengundang masyarakat banyak juga dihadirkan dokter spesialis.

"Berdasarkan aturannya dokter spesialis bisa ditempatkan di rumah sakit tipe D. Di Pelalawan belum ada rumah sakit seperti itu," tandasnya.

Dokter spesialis yang bekerja dengan sukarela di daerah pelosok dan wilayah perbatasan hingga kini belum ada di Pelalawan.

Penjelasan IDI Riau Terkaiat MA Batalkan Perpres Program WKDS

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Riau, dr. Zul Asdi, SpB, M.Kes angkat suara soal putusan Mahkamah Agung (MA) yang mencoret kebijakan presiden Jokowi menyebar para dokter spesialis hingga ke daerah.

Menurut dr. Zul Asdi, dokter memang harus tersebar ke seluruh pelosok Indonesia.

"Karena kalau tidak begitu siapa yang akan menangani pasien-pasien di daerah terpencil," katanya saat diwawancarai Tribun, Senin (4/11/2019) malam.

Hanya saja disebutkannya, yang terpenting adalah bagaimana pemerintah bisa memberi perhatian lebih kepada para dokter yang sudah bersedia dikirim ke pelosok daerah.

"Ketersediaan alat, obat-obatan, keamanan bekerja, transportasi, tempat tinggal. Semua fasilitas disiapkan. Lalu ada semacam insentif tambahan mereka," ungkapnya.

"Pada dasarnya, seluruh dokter punya jiwa pengabdian yang tinggi. Tapi jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, maka mereka akan kesulitan juga," sambung dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved