Berita Riau
Dokter Spesialis Menumpuk di Kota, MA Batalkan Perpres WKDS, RSUD Bakal Kehilangan Dokter Spesialis?
Dokter spesialis menumpuk di ibukota provinsi, MA batalkan Perpres Program Wajib Kerja Dokter Spesialis atau WKDS, RSUD bakal kehilangan dokter
Menurut program kontrak Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) merupakan program pemerintah pusat.
Dengan dianulirnya Perpres terkait penempatan dokter spesialis di daerah terpencil, terpelosok dengan Program WKDS sepenuhnya tangung jawab pusat.
Mereka tentu menyiapkan rancangan baru untuk kedepannya.
"Kalau WKDS ini kita ngikut pusat saja, karena sudah dianulir MA tentu pusat punya rancangan lain nantinya, kita tunggu saja," jelas Ersan.
Untuk program WKDS ini Ersan mengatakan, sebelumnya Bengkalis mendapat kontrak WKDS dokter spesialis THT di tempatkan d RSUD Bengkalis.
Namun pada tahun 2019 ini beberapa waktu lalu sudah berakhir masa kontraknya.
Keberadan dokter dengan program WKDS ini sangat dirasakan membantu kebutuhan dokter di rumah sakit, karena pemempatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
"Kemarin sudah berakhir masa kontraknya, sampai saat ini belum datang lagi untuk pengisian WKDS di RSUD Bengkalis," tambah Ersan.
Meskipun nantinya tanpa program WKDS, pihak rumah sakit akan tetap melakukan pegisian kebutuhan Dokter spesialis di RSUD Bengkalis.
"Bagaimanapun keberadaan dokter spesialis disebuah rumah sakit wajib, dan inib sepenuhnya tangung jawab rumah sakit untuk menghadirkan kebutuhan dokter spesialis," tandasnya.
Pelalawan Tanpa Dokter Spesialis Program WKDS
Mahkamah Agung (MA) membatalkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 31 tahun 2019 tentang pemberdayagunan dokte spesialis ke daerah pelosok dan perbatasan.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Asril M.Kes, putusan MA menganulir Perpres yang diterbitkan Presiden Joko Widodo itu tidak berpengaruh kepada pemda Pelalawan.
Pasalnya, hingga kini Diskes tidak ada menempatkan dokter spesiali ke daerah perbatas, terpencil, maupun pelosok seperti Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti.
"Kalau di Pelalawan memang tak ada dokter spesialis yang ditugaskan ke wilayah-wilayah tersebut selama ini, karena keterbatasan," kata Asril kepada tribunpelalawan.com, Senin (4/11/2019).