Banjir Kedua Dalam Bulan Ini, 13 Desa di Kecamatan Matangkuli, Aceh, Kembali Terendam
Banjir kembali merendam desa-desa di Kecamatan Matangkuli, Aceh. Pekan lalu, banjir telah pula melanda kecamatan ini.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Banjir kembali terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kali ini, luapan air dari Krueng Keureuto di kawasan Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, mengakibatkan 13 desa terendam banjir pada Senin (18/11) pagi.
Banjir yang terjadi ini merupakan yang kedua kalinya dalam tahun ini di Matangkuli. Sebelumnya, pada Selasa (12/11/) lalu, belasan desa juga terendam banjir di Kecamatan Matangkuli. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah desa di tiga kecamatan lainnya. Ketiga kecamatan tersebut adalah Tanah Luas, Paya Bakong, dan Pirak Timu. Namun banjir kali ini baru merendam 13 desa di Kecamatan Matangkuli.
“Kami sudah mendapat laporan dari masing-masing Keuchik (kepala desa) yang desanya terendam banjir untuk kami rekap,” ujar Camat Matangkuli, Zulkifli, didampingi Kasi Kesejahteraan Sosial, Khairiah kepada Serambi, Senin (18/11).
Disebutkan, setelah mendapat laporan dari Keuchik, kemudian pihaknya langsung mendatgangi sejumlah desa yang terendam banjir untuk melihat langsung kondisi desa-desa tersebut, serta memastikan informasi yang diterima.
“Sekitar pukul 15.00 WIB kami langsung datang ke lokasi banjir,” ujar Khairiah.
Disebutkan, di sejumlah desa yang terendam, ketinggian air mencapai sekitar 50 centimeter. Ada pula desa yang baru terendam sebagian, karena air belum sampai ke rumah warga lainnya di desa tersebut.
“Tapi karena airnya terus naik, kemungkinan desa-desa yang tadinya baru terendam sebagian, diperkirakan juga akan ikut terendam banjir nantinya,” kata Khairiah lagi.
Dia lalu merinci, ada 14 desa yang terendam banjir yaitu Desa Alue Thoe, Hagu, Lawang, Tanjong Haji Muda, Pante Pirak, Leubok Pirak, Siren, Tumpok Barat, Tanjong Tgk Kari, Ceubrek Pirak, Teungoh Seuleumak, Alue Entok, dan Meuria.
“Memang kalau terjkadi banjir di Matangkuli, kawasan itu terus yang sering terendam,” terangnya.
Banjir yang merendam kawasan tersebut disebabkan meluapnya air dari Krueng Keureto setelah diguyur hujan deras. Pekan lalu atau tepatnya Selasa (12/11), kawasan itu juga direndam banjir akibat luapan sungai yang sama.
"Air mulai meluap dari Krueng Keureuto yang karena kawasan Bener Meriah diguyur hujan deras,” ujar M Nasir, warga Desa Hagu, Kecamatan Matangkuli, Senin (18/11).
Menurutnya, hingga sore kemarin ketinggian air rata-rata sudah mencapai 30-40 centimeter di lokasi tertentu. “Jalan dari Hagu menuju ke Desa Alue Tho tak bisa dilintasi lagi, karena ketinggian air sudah mencapai 40 centimeter," ujarnya.
Walau demikian, menurut M Nasir, masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing serta tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Hanya saja mereka mulai merasa khawatir, karena air terus bertambah tinggi. (rin/serambi)
