RS Embung Fatimah Batam Dikunjungi 30 Pengidap HIV/AIDS Setiap Hari
Pengidap HIV/AIDS di Batam berjumlah ribuan orang. Mayoritas adalah pekerja pabrik dan ibu rumah tangga yang ditularkan oleh suaminya.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Jumlah pengidap penyakit Human Immunodeficiency Viruses (HIV)/Aids di Kota Batam terus meningkat. Informasi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Batam, ada 6.727 orang tercatat mengidap HIV, dan 2.501 orang tercatat terjangkit AIDS hingga November 2019.
Jumlah ini mengalami peningkatan setiap tahunnya antara 600 sampai 700 orang. Dari jumlah itu, ada 321 pria yang dinyatakan positif HIV, sementara untuk perempuan 138 orang. Sedangkan yang meninggal akibat penyakit tersebut sebanyak 816 orang.
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Batam, Daffi Liansyah, membenarkan jumlah pengidap HIV/AIDS di Batam tahun ini meningkat, berbeda dari tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, terdapat puluhan orang yang setiap hari datang berobat ke rumah sakit Embung Fatimah, Batuaji, Batam.
"Sekitar 30 orang setiap harinya kami lakukan pendampingan. Mereka konsultasi serta mengambil obat," ujar Daffi, Minggu (1/12).
Dikatakan, pengidap HIV/AIDS banyak yang takut untuk terbuka kepada siapapun. Akibatnya banyak di antara mereka yang menahan rasa sakit sendiri. "Padahal itu harus ditangani, makanya kami buka pendampingan. Pendampingan ini dilakukan sesama mereka pengidap penyakit tersebut, agar dia dapat melalui penyakitnya bersama orang-orang senasib," ucapnya.
Ibu Rumah Tangga
Dari jumlah pengidap HIV/AIDS yang terpantau di Batam, banyak juga yang berstatus Ibu Rumah Tangga (IRT). Celakanya, para IRT ini umumnya ditularkan oleh suami mereka.
Daffi Liansyah mengatakan, pengidap HIV di Batam memang didominasi pria pekerja industri dan ibu rumah tangga. Berdasarkan survei pihaknya, saat ini pengidap HIV di Batam didominasi buruh industri yang telah berkeluarga. Hal itu terjadi karena para buruh ini kerap 'jajan' di luar.
"Pekerja ini, katakanlah sang suami 'jajan' di luar kemudian pulang ke rumah, lalu sama istri. Tidak tahunya wanita yang dipakai di luar itu mengidap penyakit, akibatnya terjadilah penularan penyakit kepada keluarga," terang Daffy.
Berbeda dengan Pekerja Seks Komersial (PSK), menurutnya angka pengidap HIV/AIDS di antara PSK justru kecil. Itu karena pengetahuan dan pemahaman mereka akan bahaya dan cara mencegah penularan virus tersebut jauh lebih baik.
"Ketika mereka akan hubungan dengan pelanggannya, para PSK ini sudah memahami fungsi alat kontrasepsi misalnya. Tanpa kondom mereka menolak," terang Daffi.
Dia lalu mengajak warga Batam menjaga kesehatan terutama dalam penularan HIV/AIDS, dan menghindari perilaku penularannya. Penularan bisa melalui darah, cairan kelamin, dan air susu ibu. Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah, dan kontak luka dengan pengidap.
"HIV itu tidak mengenal orang. Semua kalangan bisa kena, dan semua orang bisa terhindar selama kita bisa menjaga diri," katanya lagi. (rin/tribun batam)
