Banjir di DKI Jakarta Dikaitkan dengan Anggaran Penanganan Banjir Pemprov DKI Disebut Kurang Serius
Bencana Banjir melanda Ibu kota DKI Jakarta pada awal tahun 2020 hingga kini sejumlah kawasan masih terendam banjir.
Banjir di DKI Jakarta Dikaitkan dengan Anggaran Penanganan Banjir Pemprov DKI Disebut Kurang Serius
TRIBUNPEKANBARU.COM - Bencana Banjir melanda Ibu kota DKI Jakarta pada awal tahun 2020 hingga kini sejumlah kawasan masih terendam banjir.
Pemprov DKI dinilai terkesan kurang serius dengan antisipasi banjir yang selalu mengincar Jakarta.
Hal itu terungkap melalui pernyataan Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga saat menjadi narasumber di acara Breaking News Kompas TV pada Rabu (1/1/2020).
Nirwono menilai, penganggaran untuk memperbaiki bantaran sungai di Jakarta tidak cukup baik.
Anggaran untuk merevitalisasi sungai kurang memadai.
"Kalau kita lihat dari penganggaran, ini juga memprihatinkan."
"Tahun 2020 anggaran untuk penanganan banjir di DKI Jakarta itu hanya dianggarkan Rp 600 miliar," protes Nirwono.
Bahkan, Nirwono menyebutkan uang Rp 600 miliar tersebut masih dipotong untuk keperluan lain.
"Hanya Rp 600 miliar, 600 miliar pun itu kemungkinan besar antara Rp 250-300 miliarnya dipakai untuk membayar pembebasan lahan yang harusnya dibayarkan tahun 2019," ujarnya.
Menurut Nirwono, sisa anggaran sekitar Rp 300 miliar jelas tidak cukup untuk memperbaiki sungai.
"Jadi hanya sisa sekitar Rp 300 miliar yang benar-benar bisa digunakan untuk menata sungai."
"Dan itu jauh dari cukup, kenapa?," ucap Nirwono.
Kemudian, Nirwono membandingkan anggaran revitalisasi sungai dengan anggaran perbaikan trotoar yang jauh lebih besar.
Bandingkan dengan umpamanya dengan dana untuk revitalisasi trotoan, bukannya kita tidak mendukung program revitalisasi trotoar
