Banjir di DKI Jakarta Dikaitkan dengan Anggaran Penanganan Banjir Pemprov DKI Disebut Kurang Serius
Bencana Banjir melanda Ibu kota DKI Jakarta pada awal tahun 2020 hingga kini sejumlah kawasan masih terendam banjir.
"Tetapi dana revitalisasi trotoar tahun 2020 itu mencapai 1,4 triliun, jauh lebih besar," katanya.
Dengan demikian, Nirwono menilai bahwa langkah Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir masih kurang.
"Ini kan menunjukkan bahwa Pemprov DKI memandang bahwa antisipasi banjir belum bisa optimal begitu," kritik Nirwono.
Nirwono lantas meminta agar Pemprov DKI Jakarta bisa kembali menyusun ulang anggaran selagi masih ada waktu.
"Nah ini menurut saya juga jadi tantangan, mumpung ada waktu harusnya ada perubahan anggaran."
"Harusnya dibalik ya dana sebesar 1,4 T digunakan untuk pembenahan bantaran sungai sekaligus juga kalau mau perbaikan saluran air, jadi tidak hanya trotoar di atasnya saja," ucap dia.
Anies Baswedan Masih Enggan Ungkap Penyebab Banjir
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat disinggung penyebab bencana banjir yang kembali terjadi di ibukota.
Namun, Anies Baswedan rupanya masih enggan menjawab penyebab banjir.
Dilansir oleh TribunWow.com melalui channel YouTube Kompas TV pada Rabu (1/1/2020), Anies Baswedan mengatakan pihaknya belum bisa mengungkap penyebab banjir lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah fokus dengan evakuasi korban.
"Pak Anies, apakah sudah berhasil mengidentifikasi sebenarnya masalah atau penyebab utamanya itu di mana pak?," tanya wartawan.
"Begini, pada fase ini semua fokus pada evakuasi penyelamatan warga," ungkap Anies.
Meski demikian, Anies sempat menyinggung masalah curah hujan.
Ia mengatakan tidak bisa mengendalikan curah hujan, namun pihaknya akan mengatasi permasalahan akibat besarnya curah hujan.
"Curah hujan tidak dalam kendali kita, tetapi penanggulangan atas curah hujan dalam kendali kita. Sekarang kita fokus di situ," jelas Anies.
