Hubungan Iran-AS Kian Tegang, Harga Minyak Dunia Tembus 70 Dollar AS Per Barel, Harga Saham Jatuh
Memanasnya hubungan AS dan Iran berdapkan pada harga minya dunia. Pada Senin (6/1/2020), harga minyak tembus 70 Dollar AS per barrel.
TRIBUNPEKANBARU.COM – Terbunuhnya Jenderal Pasukan Elit Iran, Qasem Soleimani akibat serangan udara Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 3 Januari 2020, picu ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dengan Iran.
Memanasnya hubungan dua negara itu juga berdampak pada harga minyak dunia.
Pada perdagangan Senin, 6 Januari 2020, harga minyak dunia menembus level 70 dollar AS per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent melejit 2,4 persen menjadi 70,24 dollar AS per barel, seperti dilansir dari CNN, Senin (6/1/2020).
Brent terakhir kali menembus level 70 dollar AS per barel lebih dari enam bulan lalu. Kenaikan juga terjadi pada harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar 2,1 persen menjadi 64,36 dollar AS per barel.
Bahkan, harga minyak sempat naik lebih dari 3 persen pada Jumat (3/1/2020) lalu tepat setelah tewasnya perwira militer senior Iran Qasem Soleimani oleh serangan AS.
Selain harga minyak, tewasnya Qasem Soleimani juga berdampak terhadap harga saham. Sebagian harga saham terus jatuh pada Hari Senin. Indeks Kospi (KOSPI) Korea Selatan jatuh sebesar 0,8 persen, sedangkan Indeks Hang Seng Hong Kong (HIS) turun sebanyak 0,7 persen. Shanghai Composite (SHCOMP) China sempat turun 0,4 persen. Serta harga saham Japan’s Nikkei 225 (N225) sempat jatuh 2,1 persen awal tahun ini.
Respons Menteri BUMN Erick Thohir
Pemerintah Indonesia turut merespons melonjaknya harga minyak dunia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi lonjakan harga minyak dari beberapa bulan lalu.
"Itu yang diminta Pak Jokowi kan kita harus selalu antisipasi. Karena yang namanya ekonomi dunia adalah sesuatu yang fluktuatif dan tidak bisa diprediksi pasti akan juga berdampak pada RI terutama di harga minyak," kata Erick dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Minggu (5/1/2020).
Erick menuturkan, satu diantara antisipasi pemerintah adalah menerapkan B30 di awal 2020 untuk menekan ketergantungan impor minyak mentah. Selain B30, pihaknya mulai melakukan tender dengan perusahaan minyak asal AS dengan memangkas peran trader. Pemangkasan ini membuat harga lebih murah sekitar 5-6 dollar AS. "Tanpa tender kita bisa cut margin-margin yang tidak perlu," ungkap dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konflik Iran-AS Kian Panas, Harga Minyak Dunia Tembus 70 Dollar AS Per Barel".
