Tak Hanya Natuna, Taiwan Juga Diklaim China, Anacaman Taiwan Membuat Negara Tirai Bambu Gigit Jari
Presiden wanita Taiwan tersebut juga langsung menebar ancaman kepada militer China jika mereka berani menyerang maka akan sangat mahal konsekuensinya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Selain mengklaim laut China Selatan dan juga Natuna yang kepunyaan Indonesia, China juga mengklaim negara tetangga mereka, Taiwan.
Persoalan China-Taiwan memang sudah sejak lama terjadi dan menjadi sejarah kelam kedua negara.
Namun, gertakan pemerintah Taiwan yang saat ini dipimpin oleh presiden wanita, Tsai Ing-wen membuat China ciut.
Pasalnya, Tsai Ing-wen langsung menegaskan jika negaranya bukan bagian dari China.
Meski demikian, Tsai Ing-wen mengakui jika rakyat China dan Taiwan memiliki hubungan darah di masa silam.
"Kami tidak perlu menyatakan diri kami sebagai negara merdeka," kata Tsai.
"Kami sudah menjadi negara merdeka dan menyebut diri kami Republik Taiwan," lanjut Tsai.
Presiden wanita Taiwan tersebut juga langsung menebar ancaman kepada militer China jika mereka berani menyerang maka akan sangat mahal konsekuensinya.
"Menyerang Taiwan adalah sesuatu yang akan sangat mahal bagi China," tegas Tsai seperti dikutip dari Asia Nikkei, Sabtu (18/1/2020).
Perkataan Tsai ini tidak main-main karena Taiwan sampai saat ini terus memperkuat militernya.
Mengutip Sosok.ID yang melansir Janes dan Military Today, tercatat AD Taiwan juga memiliki 30 unit helikopter serang AH-64E Guardian seperti milik TNI AD ditambah AH-1W Super Cobra, CH-47 Chinook, OH-58D Kiowa Warrior dan UH-60 Blackhawk, komplit sekali lebih banyak dari milik Puspenerbad TNI AD.
Untuk Main Battle Tank, Taiwan memiliki 930 unit.
aseanmildef.comKapal Fregat sebanyak 24 unit terdiri dari Cheng Kung Class lungsuran Oliver Hazard Perry Class US Navy, Chi Yang Class bekas pakai US Navy dari Knox Class dan yang paling canggih yakni fregat Stealth La Fayette Kang Ding Class beli baru dari Prancis.
Masih ada kapal penyapu ranjau, Korvet dan lainnya ditambah satuan udara AL Taiwan yakni pesawat intai P-3C Orion dan EP-3E Orion hingga helikopter anti kapal selam canggih S-70C Thunderhawk.
Untuk Angkatan Udara, Taiwan mengandalkan 180 buah F-16 Fighting Falcon, F-5, hingga Mirage 2000.
Tapi tunggu dulu, dengan asistensi Amerika Taiwan mampu membuat sendiri jet tempur produksi dalam negeri yakni AIDC F-CK-1.
Sadar jika negara mereka tak bisa menang jika menyerang China, maka Taiwan berprinsip menguatkan militer mereka untuk pertahanan super defensif.
Hal ini 'memaksa' Taiwan membangun bunker-bunker yang didalamnya tersembunyi meriam maupun howitzer berbagai kaliber.
Yang paling sangar tentu 30 unit howitzer M1 atau yang dijuluki Guojin.
Howitzer berkaliber raksasa (240mm) ini pernah mengamuk semasa Krisis Selat Taiwan Kedua pada tahun 1958.
National InterestSaat itu pasukan China dan Taiwan bentrok di Pulau Dongding dan sekitarnya.
Maka howitzer Guojin memuntahkan pelurunya untuk menghalau kapal-kapal perang pendukung pendaratan amphibi pasukan China di pulau tersebut.
Tembakan meriam raksasa ini nyatanya ampuh melawan tentara China dan terjadi duel artileri hingga memaksa tentara Tirai Bambu dipukul mundur.
Walau terbilang sekarang sudah lawas, meriam Guojin masih aktif beroperasi dan ditempatkan di Pulau Kinmen serta Matsu Island dimana moncong meriam dihadapkan ke China sebagai peringatan agar jangan ada kapal perang dan unsur militer lainnya negeri Tirai Bambu yang berani langgar kedaulatan mereka.
(*)