Presiden Perempuan Ini Bernyali Macan, Tak Gentar Meski Berkali-kali Diancam Pemerintah China
Tsai Ing-wen kembali terpilih menjadi presiden Taiwan. Hal itu menjadi penghambat bagi China untuk mencaplok Taiwan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menjadi presiden perempuan yang paling bernyali menentang kepentingan China.
Meski berkali-kali diancam oleh pemerintah China, Tsai Ing-wen tetap menegaskan jika negara yang dipimpinnya bukanlah bagian dari China.
Sebelumnya Beijing bertekad bakal menyatukan Taiwan dengan pemerintahan Republik Rakyat China (RRC).
Bahkan pemerintah China bakal menggunakan berbagai upaya agar keinginan mereka terwujud, meski menggunakan kekerasan.
China yang dipimpin oleh presiden Xi Jinping telah berusaha menyingkirkan Tsai sebelum digelarnya Pemilu pada 11 Januari 2020 kemarin.
• Tak Hanya Natuna, Taiwan Juga Diklaim China, Anacaman Taiwan Membuat Negara Tirai Bambu Gigit Jari
Hal itu lantaran Tsai menolak untuk mengakui prinsip "satu China" sejak awal terpilih menjadi presiden Taiwan pada periode sebelumnya.
Tsai menyatakan, dia menghendaki polemik dengan daratan utama bisa diselesaikan secara damai dan melalui dialog.
Namun untuk itu, dia meminta Beijing menghentikan segala tekanan mereka, dan menghormati pemikiran dari 23 juta orang.
Setelah pidato tersebut, media China merilis pernyataan singkat dari Kantor Hubungan Taiwan, menyatakan menentang segala bentuk upaya pemisahan.
• Hubungan dengan China Makin Panas, AS Siap Jual Tank dan Senjata ke Sekutu Taiwan
Juru bicara kantor hubungan, Ma Xiaoguang berkata, Beijing masih terus menekankan reunifikasi damai, dengan mengedepankan "satu China, dua sistem".
Pernyataan Taiwan tesebut mendapat tanggapan kritis dari pemerintahan China.
Melalui Kementerian Luar Negeri Geng Shuang menuturkan, dia berharap internasional bisa memahami upaya reunifikasi mereka.
Analis politik di Universitas Nasional Taiwan Cheng Kung, Hung Chin-fu berujar, kemenangan Tsai jelas tamparan di muka China.
Sementara pakar luar negeri di Universitas Notre Dame Joshua Eisenman mengatakan, segala mata bakal menantikan respons Negeri "Panda".
"Apakah tekanan keras terhadapnya bakal berlanjut. Atau, mereka bakal mengambil pendekatan yang lebih lunak," terangnya.
• Ogah Tunduk Pada Cina, Taiwan Pamerkan Kekuatan Lewat Latihan Militer
