Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sama-sama Menjual Kelelawar Seperti di Wuhan, China, Asal Virus Corona, Ini Perbedaan Pasar Tomohon

Pasar tradisional di Kota Wuhan, China menjadi sorotan setelah Virus Corona mewabah di Negeri Komunis itu belakangan ini.

Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNMANADO/DAVID MANEWUS
Daging Kelelawar di Pasar Tomohon 

Sama-sama Menjual Kelelawar Seperti di Wuhan, China, Asal Virus Corona, Ini Perbedaan Pasar Tomohon

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasar tradisional di Kota Wuhan, China menjadi sorotan setelah Virus Corona mewabah di Negeri Komunis itu belakangan ini.

Pasar di sana dikenal menjual berbagai kuliner ekstrem, seperti daging kelalawar.

Di Indonesia juga terdapat pasar hampir mirip, tepatnya di Tomohon, Sulawesi Utara.

Pasar Tomohon kembali menjadi sorotan masyarakat akibat kemiripannya dengan Pasar Seafood Huanan yang terletak di Wuhan, China. Kedua pasar tersebut sama-sama menjual kuliner ekstrem, salah satunya kelelawar.

Bedanya, Pasar Seafood Huanan disebut sebagai asal virus corona. Hal ini diperkuat hasil positif dari sampel yang diambil di tempat perdagangan hewan liar pasar tersebut

Lantas, bagaimana Pasar Tomohon, kini?

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Henry Kaitjily mengklaim Pasar Tomohon cenderung lebih bersih. Hewan yang diperjualbelikan merupakan tangkapan segar hasil buruan di hutan.

Meski begitu, ternyata pasar ekstrim yang terletak di Tomohon, Sulawesi Utara tersebut sedikit berbeda dari pasar di Wuhan.

"Banyak yang dijual di sana adalah hasil tangkapan masyarakat lokal, mulai dari kelelawar hingga tikus sawah. Tikus yang dijual juga bukan tikus rumah. Hewan yang dijual juga bermacam-macam," jata Henrys saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2020).

Hewan-hewan liar yang dijual di Pasar Tomohon juga bukan hasil penangkaran yang lama berada di dalam kandang.

Oleh karena itu, tak semua hewan liar, termasuk kelelawar, dijual setiap hari. Sebab, menurut Henry, tangkapan kelelawar merupakan hal yang musiman.

Masyarakat masih biasa
Pedagang menyiapkan daging kelelawar di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, yang juga menjual monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra), Sabtu (18/2/2017). Sebagai salah satu primata dengan populasi terancam di dunia, perburuan monyet hitam Sulawesi untuk dijual sebagai santapan masih tinggi.AFP PHOTO / BAY ISMOYO Pedagang menyiapkan daging kelelawar di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, yang juga menjual monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra), Sabtu (18/2/2017). Sebagai salah satu primata dengan populasi terancam di dunia, perburuan monyet hitam Sulawesi untuk dijual sebagai santapan masih tinggi.
Menurut Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, imbas virus corona, beberapa masyarakat memang jadi takut menyantap kelelawar.
Di sisi lain, ada juga masyarakat merasa biasa saja. Hal ini tak lepas dari kebiasaan mengonsumsi kelelawar sejak lama. di daerah tersebut.
"Orang-orang sini banyak yang sering makan kelelawar dan belum pernah ada kasus terkena penyakit," ujar Steven saat dihubungi Kompas.com.

Kendati demikian, Steven tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan waspada terhadap virus corona, sekalipun tidak ada persoalan di pasar tersebut.

"Kami imbau agar mereka tetap waspada. Kami juga semakin perketat keamanan sebelum wisatawan China masuk ke Sulut," kata Steven.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved