Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sebanyak 6 Orang Warga Riau Masih Berada di Wuhan, Begini Kondisinya di Tengah Wabah Virus Corona

6 warga Riau di Wuhan, China masih belum bisa dievakuasi. Mereka hanya menerima bantuan berupa uang. Sementara virus terus menyebar

ISTIMEWA
Sebanyak 6 Orang Warga Riau Masih Berada di Wuhan, Begini Kondisinya di Tengah Wabah Virus Corona 

Sekali lagi, Yuliannova meminta pemerintah Indonesia untuk segera membawanya keluar dari kota Wuhan, karena menurutnya kota tersebut tidak sehat.

"Ibu menlu @Menlu_RI @jokowi @KBRI_Beijing kami memang bisa bertahan tapi ini udah 6 hari tanpa kejelasan kapan status lockdown ini berakhir.

Kami mohon bawa kami keluar dari Kota Wuhan. Kota ini tidak sehat bu," tulis Yuliannova.

Permintaan Yuliannova tersebut bukan tanpa alasan.

Mengingat jumlah korban jiwa akibat virus corona terus bertambah.

"Ibu menlu @Menlu_RI @jokowi kami berharap seluruh orang Indonesia yang ada di kota Wuhan mohon segera dievakuasi secepatnya. Ini sangat darurat.

Melihat banyaknya jumlah korban terinfeksi dan meninggal dunia yang terus bertambah dan jumlah org yg terjangkit mencapai 5000 lebih," imbuhnya.

Mahasiswa Indonesia semakin dibuat panik kala warga dari negara lain yang berada di Wuhan sudah banyak yang dievakuasi.

"Ibu menteri @Menlu_RI @jokowi @KBRI_Beijing kami mendapat kabar Prancis akan mengevakuasi warganya yang di Wuhan pada hari hari kami besok.

Mohon ibu kiranya mengevakuasi kami secepatnya. Kami khawatir jika terus bertahan di dalam ketidakpastian," tulis Yuliannova.

Sebelumnya, Yuliannova juga menyampaikan kondisi terkini di Wuhan saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia, Rabu (29/1/2020).

Yuliannova menjelaskan pihak KBRI di China sudah mengirimkan bantuan berupa dana untuk keperluan logistik.

Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan selama satu minggu.

"Kalau logistik beberapa toko sudah buka, dan tadi malam kita sudah dapat bantuan dari pemerintah," kata Yuliannova, dilansir dari TribunJakarta.com.

"Nah awalnya mau bersifat barang, tapi ternyata Wuhan di lockdown, jadi kita menerima berupa dana transferan dana untuk logistik satu minggu," tambahnya.

Yuliannova mengatakan saat ini para WNI sangat membutuhkan masker dan vitamin.

Pasalnya, apotek di Wuhan belum ada yang beroperasi kembali.

"Kita butuh masker karena susah nyarinya," ucap Yuliannova.

"Sama kita juga butuh vitamin mbak," imbuhnya.

Ia menjelaskan dari pihak universitas sebenarnya sudah membagikan masker, cairan pencuci tangan, dan termometer.

Yuliannova mengatakan termometer itu digunakan untuk mengukur suhu tubuh dan wajib dilaporkan ke grup chat setiap harinya.

"Kalau dari kampus sudah dibagikan masker, cairan pencuci tangan, dan termometer," kata Yuliannova.

"Termometer itu dipakai setiap hari untuk mengukur suhu tubuh kita, terus setelah diukur kita harus lapor setiap hari,"

"Hari ini suhu badan berapa, kalau keluar kampus kita harus lapor,"

"Dari sekolah kita juga dipantau," imbuhnya.

Yuliannova menjelaskan hingga saat ini dirinya belum mengetahui sampai kapan Wuhan diisolasi dari wilayah lainnya.

Ibu kota dari Provinsi Hubei ini dikarantina dengan begitu ketat dan untuk pertama kalinya akses kota ini ditutup agar virus corona tidak tersebar semakin luas.

"Belum ada informasi kapan lokcdown akan dihentikan, yang saya baca malah diperketat satu provinsi," kata Yuliannova.

"Kalau diperketat satu provinsi, akan semakin lebih susah untuk keluar,"

"Ini salah satu pencegahan agar tak menyebar ke kota lain," imbuhnya.

Pemerintah Siapkan Evakuasi WNI

Adanya desakan untuk mengevakuasi WNI, pemerintah bersiap melakukan pemulangan.

Koordinasi melalui jalur diplomasi pun dilakukan antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Luar Negeri China.

Hal tersebut guna segera melakukan evakuasi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Tribunnews.com/ Mafani Fidesya Hutauruk)

"KBRI juga terus berkoordinasi dengan Kemlu China dan pemerintah Provinsi Hubei untuk akses bantuan logistik dan upaya pemulangan WNI ke Tanah Air," tulis keterangan resmi Kemenlu, Rabu (29/1/2020) dilansir Kompas.com.

KBRI juga terus memantau untuk memastikan kondisi WNI baik dan logistik tercukupi.

KBRI disebut juga telah membentuk posko di Kota Changsa, kota yang terdekat dengan Hubei.

Hal itu untuk mempermudah pemantauan dan penyampaian bantuan.

"KBRI Beijing secara bertahap telah menyampaikan bantuan melalui koordinasi dengan mahasiswa di kota Wuhan untuk pemenuhan keperluan sehari hari seperti makanan pokok, alat kesehatan, dan alat kebersihan," tulis keterangan tersebut.

Rencananya, bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan segera didistribusikan ke Kota Wuhan dan sekitarnya dalam waktu dekat.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah memberikan bantuan berupa masker yang akan segera dikirimkan ke KBRI Beijing untuk didistribusikan kepada WNI di wilayah terdampak.

TNI Tunggu Perintah

Ilustrasi TNI AU dan Pesawat Hercules
Ilustrasi TNI AU dan Pesawat Hercules (Tribunnews.com/Banjir Ambarita)

Sementara itu TNI Angkatan Udara menyatakan siap untuk mengevakuasi WNI dari Kota Wuhan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengungkapkan, TNI AU telah siap untuk melakukan evakuasi.

"Dalam hal ini TNI AU sudah siap berdasarkan perintah dari Panglima TNI atau Mabes TNI. Kita stand by saja menunggu untuk mengevakuasi masyarakat yang ada di sana," kata Fajar, Rabu (29/1/2020) dilansir Kompas.com.

Tiga unit pesawat telah disiagakan untuk melakukan evakuasi 245 WNI di Provinsi Hubei.

"Kami sudah siapkan pesawat (dua) Boeing 737 dan (satu) C130 Hercules. Kami juga siapkan personel dari batalion kesehatan," ungkapnya.

Namun hingga saat ini, belum diketahui kapan waktu evakuasi akan dilakukan.

TNI AU masih menunggu perintah dari pemerintah pusat.

"Hingga sekarang masih dikoordinasikan terus bagaimana teknis pelaksanaannya. Nanti kita jemput di mana? Atau hanya sampai di mana?"

"Itu nanti urusan pemerintah pusat. Yang jelas kami berangkat ketika ada perintah dari Panglima TNI setelah berkoordinasi dengan kemenlu, kemenkes dan (pemerintah) pusat," ujar Fajar.

Sementara itu jika evakuasi WNI jadi dilaksanakan, WNI dan kru pesawat yang baru tiba dari Kota Wuhan akan dikarantina selama 28 hari.

"Berdasarkan hasil rapat, skemanya akan dikarantina dulu, setelah 28 hari baru bisa dinyatakan apakah bebas dari virus atau tidak. Karantinanya dilakukan di RS dr Sulianti (Saroso) punya Kemenkes," ujar Fajar.

(*)

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved