Petugas Curiga Benda yang ada di Saku Rok Peserta SKD CPNS, Setelah Diperiksa Ternyata. . .
Petugas Curiga Benda yang ada di Saku Rok Peserta SKD CPNS, Setelah Diperiksa Ternyata. . .
Petugas Curiga Benda yang ada di Saku Rok Peserta SKD CPNS, Setelah Diperiksa Ternyata. . .
TRIBUNPEKANBARU.COM- Petugas Satpol PP yang ikut mengamankan pelaksanaan tes SKD curiga dengan benda yang ada di saku rok seorang peserta.
kemudian dilakukan pemeriksaan instensif.
Ditemukanlah sebuah benda yang dibalut dengan lakban warna hitam.
Benda yang dilakban tersebut sebuah kertas warna putih yang didalamnya terdapat tulisan Alquran.
Terang saja petugas langsung menyita benda tersebut yang diketahui merupakan jimat.
Padahal hari itu baru hari pertama tes SKD, tapi sudah ada yang bawa jimat
Jimat ternyata masih menjadi andalan untuk memperoleh keberuntungan.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu peserta tes SKD CPNS di Pamekasan.
Satu peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan mengikuti tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di Kabupaten Pamekasan, Madura kedapatan membawa jimat.
Padahal, tes SKD di Pamekasan ini, baru hari pertama dimulai.
Peserta yang kedapatan membawa jimat itu adalah seorang perempuan asal wilayah setempat.
Dia kedapatan membawa jimat saat hendak memasuki ruangan tes.
Jimat yang dia bawa berisi bacaan ayat Al Quran yang tertulis di kertas berwarna putih yang digulung.
Kertas putih tersebut dibungkus dengan isolasi warna hitam.
Kepala Bidang (Kabid) Data, Pengadaan dan Pembinaan Aparatur, BKPSDM Pamekasan, Suharto mengatakan, peserta yang kedapatan membawa jimat itu diketahui oleh petugas Satpol PP saat melakukan pemeriksaan menggunakan alat Metal Detektor sebelum memasuki ruangan tes.
Jimat tersebut, ditemukan di kantong rok bagian kanan.
Saat itu petugas Satpol PP yang bertugas melakukan pemeriksaan langsung mengambil jimat tersebut.
Sebab selama di ruangan tes tidak diperbolehkan membawa benda apa pun kecuali KTP asli dan kartu peserta.
Berdasar pengakuan dari peserta perempuan tersebut, kata Suharto, jimat yang dia bawa itu diyakini akan memberikan keselamatan dan ketenangan selama mengerjakan soal SKD.
"Terpaksa kami amanakan. Karena di tata tertib tidak boleh membawa apa pun ke dalam ruangan tes," kata Suharto kepada TribunMadura.com saat ditemui di ruang kerjanya.
Suharto melanjutkan, ditemukannya jimat itu saat peserta perempuan tersebut akan memasuki ruangan tes SKD sesi ke empat.
Padahal, kata dia, panitia seleksi daerah jauh-jauh hari sudah memberikan imbauan kepada seluruh peserta yang lolos SKD CPNS 2019, bahwa dilarang membawa jimat dan memakai aksesoris apa pun.
Sebab hal itu dilarang dalam aturan Tata Tertib.
"Di tata tertib juga dilarang bawa hp, dilarang bawa jam tangan, dilarang pakai gelang, dan dilarang memakai aksesoris apa pun termasuk dilarang bawa jimat," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Suharto juga mengutarakan, sanksi yang akan diberikan kepada peserta yang kedapatan membawa jimat ke dalam ruangan tes akan langsung didiskualifikasi oleh panitia.
Namun pihaknya memastikan tidak akan kecolongan dalam hal ini.
Sebab dia menyebut sebelum peserta masuk ke dalam ruangan tes akan diperiksa secara ketat oleh petugas Satpol PP Pamekasan memakai alat Metal Detektor.
"Semua peserta akan diperiksa secara ketat sebelum masuk ke dalam ruangan tes. Sampai ke sepatu dan kaos kaki akan diperiksa takut ada yang menyimpan jimat," ujarnya.
Suharto memastikan, misal ada peserta yang tetap memaksa membawa jimat itu ke dalam ruangan tes, dari Panselda tetap akan mengambil.
Sekalipun, kata Suharto peserta tersebut menyatakan bahwa jimat yang dibawa itu pemberian dari orang tuanya.
"Tahun kemarin waktu tes CPNS tidak ada peserta yang bawa jimat. Kalau misal ada benda yang mencurigakan di bagian tubuh peserta tetap akan kami periksa dan akan kami ambil. Buktinya sekarang ditemukan satu peserta yang kedapatan bawa jimat dan langsung kami ambil," tegasnya.
Sita Banyak Jimat
Wah, beberapa jimat ditemukan di dalam ruangan tes CPNS.
JImat-jimat tersebut ditemukan oleh panitia seleksi setelah dilakukan pemeriksaan badan.
Jimat-jimat tersebut diduga dipercaya oleh penggunanya untuk memudahkan saat tes.
Saat pelaksanaan tes seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Jawa Tengah, panitia menemukan barang diduga jimat milik peserta.
"Ada dua temuan jimat pada saat body checking berupa koin yang dibalut kertas rapal dan bentuk ketapel dari kayu. Kejadiannya hari Senin dan Selasa lalu. Terus jadi viral," kata Ketua Pelaksana Seleksi CPNS dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Mohamad Sidiq, saat ditemui Kompas.com di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Kamis (06/02/2020).
Selain di Semarang, kejadian serupa juga terjadi di Surabaya. Panitia seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Timur, juga menemukan beragam jimat.
Jimat tersebut memiliki banyak bantuk dan rupa, bak dari kertas hingga pasir. Dugaanya, jimat tersebut diyakini dapat membantu meloloskan proses seleksi kompetensi dasar (SKD) tersebut.
"Ada beragam, mulai dari jimat jenis rajah, uang dan kertas yang ditulis huruf arab, pasir yang dibungkus kain putih hingga jimat pengasihan," kata Koordinator Lapangan Panitia Daerah Seleksi CPNS Kemenkumham Jatim, Ketut Akbar saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2020).
Barang-barang tersebut akhirnya disita oleh panitia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, peserta hanya diperkenankan membawa kartu peserta ujian dan kartu tanda penduduk.
Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menjelaskan, hal itu mencerminkan eksistensi budaya lama (jimat/mitos) di tengah masyarakat modern masih terjaga.
Namun, menurut Drajat, eksistensi tersebut juga menimbulkan pertanyaan sendiri, apakah hal itu tanda kegagalan ilmu pengetahuan modern?.
"Jimat itu produk budaya masyarakat yang turun temurun. Terjadi di semua kalangan. Pejabat hingga masyarakat biasa. Ternyata hal itu masih dilakukan di zaman sekarang, khususnya di kalangan generasi muda yang ikut tes CPNS, yang nota bene dari kalangan terpelajar," kata Drajat.
"Mereka (para peserta) sebetulnya sudah tahu, jika tes CPNS sudah menggunakan sistem komputerisasi, yang mungkin dirasa sulit ditembus. Untuk menambal rasa kurang percaya diri itu, mereka menggunakan jimat," tambahnya.
Drajat lalu menegaskan, hal yang penting bagi peserta adalah mempersiapkan tes dengan belajar keras dan tidak menggantungkan nasib dengan jimat.
Senada dengan Drajat, psikiater dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Tangerang, Dr Andri,SpKJ, peserta yang membawa jimat adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri untuk menyelesaiakan masalah.
"Saat seseorang rasa kepercayaan diri itu tinggi, maka ketika dia (peserta) mengerjakan sesuatu juga akan mengaktifkan sistem saraf pusatnya, memori-memorinya yang sudah ada sebelumnya," katanya.
"Jadi, dalam kasus ini, bukan jimatnya yang membantu, namun orang tersebut sudah belajar sebelumnya," tambah Andri.
Namun, Andri mengakui, hal ini sulit untuk dibuktikan secara ilmiah. Alasannya, jimat itu lebih dominan untuk kepercayaan diri.
Tidak dikenai sanksi
Sementara itu, menurut Sidiq, peserta yang diketahui membawa jimat tidak mendapat sanksi diskualifikasi.
"Kami juga tidak menanyakan kegunaannya untuk apa karena untuk menjaga perasaan peserta tersebut," terangnya.
Sidiq menjelaskan, kedua jimat tersebut berupa kertas yang bertuliskan arab gundul serta ketapel yang dibalut kain berwarna merah.
Lalu, kertas yang bertuliskan arab gundul tersebut ditemukan pada peserta tes pada Senin (3/2/2020) untuk sesi 1.
Jimat bertuliskan arab gundul tersebut, imbuhnya ditemukan pada saku celana salah satu peserta.
Seperti diketahui, Udinus Semarang menggelar tes SKD untuk tujuh daerah di Jawa Tengah dari 27 Januari hingga 15 Februari 2020.
Ketujuh daerah tersebut antara lain Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Batang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Wonosobo.
Petugas Curiga Benda yang ada di Saku Rok Peserta SKD CPNS, Setelah Diperiksa Ternyata. . .
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-jimat.jpg)