JADWAL Misa Rabu Abu di Gereja Katolik di Pekanbaru, Besok, Rabu (26/02/2020)
Misa Rabu Abu, Paroki Santa Maria a Fatima, Pekanbaru diadakan pada pukul 06.00 WIB dan 19.00 WIB.
JADWAL Misa Rabu Abu di Gereja Katolik di Pekanbaru, Besok, Rabu (26/02/2020)
TRIBUNPEKANBARU.COM - Jadwal perayaan Misa Rabu Abu bagi umat Katolik di Kota Pekanbaru, Rabu, (26/02/2020)
Berikut jadwal perayaan Rabu Abu di Gereja sekitar Kota Pekanbaru.
Misa Rabu Abu, Paroki Santa Maria a Fatima, Pekanbaru diadakan pada pukul 06.00 WIB dan 19.00 WIB.
Stasi Sei Pagar Pkl 14.00.
Stasi Pantai Raja Pkl 16.00
Stasi Binjai jam 9.00 WIB.
Sedangkan Misa Rabu Abu Gereja Santo Paulus Pekanbaru akan dilangsungkan mulai pukul 19.00 WIB.
Pastor Emmanuel Kadang, Pr menjelaskan Rabu Abu merupakan awal masa Pra Paskah.
Pada hari Rabu Abu umat Katolik yg berumur berumur genap 18 thn sampai awal 60 tahun wajib berpuasa.
Orang Katolik yg genap berumur 14 tahun ke atas wajib Pantang.
Dengan penandaan Abu pada dahi pada Hari Rabu Abu berarti masa puasa dan pantan yg juga dikenal Retreat Agung dimulai.
Prapaskah adalah MASA UNTUK MENDENGAR DAN MERENUNGKAN SERTA MENDENGAR SABDA ALLAH, MENYIAPKAN DAN MENGENANG PEMBAPTISAN, BERDAMAI DENGAN ALLAH DAN SESAMA SERTA MENGANTAR PADA " KARYA KARYA TOBAT KRISTIANI": Doa, karya amal, puasa (bdk. Mat 6:1-6; 16-18).
Penandaan abu pada dahi hendak mengingatkan yg menerima abu bahwa dirinya berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu "ingatlah. Engkau berasal dari abu/debu dan akan kembali menjadi abu/debu".
1. Mengapa hari Rabu?
Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.
Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.
2. Mengapa Rabu “Abu”?
Abu adalah tanda pertobatan.
Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).
Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.
Oleh karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”
Dalam ibadat gereja-gereja di seluruh dunia, abu pembakaran daun palem dicampur dengan air atau minyak suci, lalu diberikan dalam bentuk tanda salib di dahi umat.
Abu daun palem yang digunakan pada Rabu Abu berasal dari perayaan Minggu Palem tahun sebelumnya.
Minggu Palem merupakan perayaan kembalinya Yesus ke Jerusalem saat Ia disambut kerumunan orang yang melambaikan daun palem atau palma.
Pemberian tanda salib dengan abu itu disertai kata-kata, "Bertobatlah, dan percaya pada Injil" (Markus 1:15) atau "Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).
Rabu Abu merupakan awal masa Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari yang memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.
Praktik menandai dahi dengan simbol tobat, berkabung, dan kematian pada awalnya dijalankan Gereja Katolik Roma.
Namun, Christian Today mencatat bahwa Gereja Metodis, Episkopal, Presbiterian, Lutheran, dan denominasi Protestan lainnya kini juga mempraktikkannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pastor-antong-konseng.jpg)