Kemenkes dan Dirut RSPI Sulianti Saroso Beda Penjelasan Mengenai Pasien Virus Corona Siapa Benar?
Informasi mengenai pasien positif Virus Corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso berbeda antara penjelasan Kemenkes dan Dirut RSPI.
Kemenkes dan Dirut RSPI Sulianti Saroso Beda Penjelasan Mengenai Pasien Virus Corona Siapa Benar?
Informasi mengenai pasien positif Virus Corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso berbeda antara penjelasan Kemenkes dan Dirut RSPI.
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, dan juru bicara pemerintah untuk penangan virus corona, Achmad Yurianto, memberikan pernyataan berbeda terkait informasi pasien positif Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, dua pasien corona mengungkapkan mereka baru tahu positif Covid-19 melalui pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media pada Senin (2/3/2020).
Keduanya mengaku, tak ada pemberitahuan langsung dari pihak dokter, rumah sakit, atau Kementerian Kesehatan.
Terkait hal ini, Achmad Yurianto dan Mohammad Syahril pun memberikan penjelasan.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Yuri, panggilan Achmad Yurianto, membantah dua pasien corona tak mendapat informasi sebelumnya.
Yuri menjelaskan, ada sejumlah prosedur yang harus disetujui kedua pasien sebelum akhirnya diisolasi.
Ia menegaskan ada informed consent (persetujuan tindakan kedokteran) yang disodorkan pada pasien.
Lalu selanjutnya, mereka juga akan ditanya apakah setuju atau tidak mengenai peraturan yang ada.
Yuri pun mengatakan kedua pasien telah setuju dan menandatangani kesepakatan itu.
"Kalau tidak dikasih tahu buat apa dimasukkan (ruang isolasi). Ini (informed consent) persetujuan untuk masuk ruang isolasi," kata Yuri saat dihubungi pada Selasa (3/3/2020).
"Soal (dua) pasien tidak tahu, kalau dia tidak tahu bahwa dia positif, tidak mungkin dia mau masuk ke ruang isolasi."
"Ada informed consent bahwa anda akan diperiksa ini, nanti kalau anda hasilnya begini positif, anda harus masuk ruang isolasi," tegas Yuri dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta.
Berbeda dengan Achmad Yurianto, Dirut RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, mengaku pihaknya tidak memberitahu dua pasien corona terlebih dulu.
Mengutip Kompas.com, Syahril mengatakan informasi dua pasien positif corona terlebih dulu diteruskan pada Jokowi pada Senin kemarin.
Syahril menekankan pihaknya tidak diperbolehkan memberitahu pasien sebelum ditunjuk siapa yang akan mengumumkan.
Ia mengatakan prosedur yang dilakukan sudah ada aturannya dan tertuang dalam undang-undang.
"Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali."
"Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara," jelas Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Rabu (4/3/2020).
"Itu sudah aturannya. Luar biasa kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU-nya."
"Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum Presiden mengumumkan," lanjutnya.
Penjelasan Istana
Terkait dua pasien corona yang mengaku tak diberitahu, pihak Istana memberikan penjelasan.
Pada Selasa kemarin, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan kasus virus corona dalam negeri merupakan situasi luar biasa.
Ia pun menjelaskan, dalam kondisi sedemikian rupa, Menteri Kesehatan harus langsung memberitahukannya kepada Kepala Negara.
"Karena ini kan situasinya memang tidak biasa. Karena situasinya tidak biasa, ya jadi Menkes yang memberitahukan ke Presiden, Presiden yang mengumumkan," terang Fadjroel di Istana Kepresidenan, dilansir Kompas.com.
"Pada intinya, mengapa Presiden harus menyampaikan langsung, karena beliau menganggap ini sangat serius. Karena dalam kondisi ini kan tidak main-main."
"Harus Presiden yang menyampaikan secara langsung dan secara teknis ditangani oleh Menkes," imbuhnya.
Meski begitu, Fadjroel tak menjawab saat ditanya apakah sengaja menjaga informasi tak bocor sebelum diumumkan Presiden.
"Pada intinya adalah karena situasinya darurat. Jadi mesti ada penanganan yang sangat hati-hati," tandasnya.
Dua Pasien Corona Terkejut
Pengumuman Jokowi mengenai kasus corona di Indonesia tak hanya mengejutkan publik, tapi juga kedua pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Rupanya, kedua pasien baru tahu mereka positif corona setelah pengumuman dari Jokowi disiarkan oleh media.
Sebelumnya, tak pernah ada pemberitahuan dari dokter, pihak rumah sakit, atau pihak Kementerian Kesehatan.
Hal ini terungkap dalam wawancara khusus kepada Kompas yang ditayangkan dalam Kompas.id, Selasa.
Melalui saluran telepon, Kompas mewawancarai sang pasien yang sedang di ruang isolasi.
Kompas menyebut narasumber sebagai pasien, tanpa identitas, untuk menghormati hak pribadinya sebagai pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Saat Kompas bertanya apakah ada pemberitahuan bahwa dia mengidap positif Covid-19, pasien itu mengaku tidak ada.
Dia justru tahu setelah ada pengumuman resmi.
"Enggak ada (pemberitahuan). Sampai kemudian heboh kemarin itu (diumumkan Presiden)...," ujar pasien.
Setelah informasi itu tersebar luas, pasien kemudian menanyakan ke dokter yang merujuk mereka ke RSPI Sulianti Saroso.
"Karena terlanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif Corona, sambil bilang enggak apa-apa semua sudah ditangani kok..." ujar pasien kepada wartawan Kompas, Putu Fajar Arcana.
Sebelum ada pengumuman itu, Pasien 2 itu menjelaskan bahwa dia didiagnosis tifus.
Sedangkan, anaknya yang merupakan Pasien 1 didiagnosis bronkitis pneumonia.
"Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan, walau kemudian minta dipisah," ujar Pasien 2.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Dean Pahrevi/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Pernyataan Kemenkes dan Dirut RSPI Sulianto Saroso soal Pasien Corona Mengaku Tak Diberitahu
