Demam Berdarah di Kuansing, Teluk Kuantan Terbanyak Pasien DBD
Teluk Kuantan menjadi tempat paling banyak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Ini diketahui dalam pembagian kasus per kecamatan di Kuansing.
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Teluk Kuantan menjadi tempat paling banyak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Ini diketahui dalam pembagian kasus per kecamatan di Kuansing.
Dalam data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuansing, dari Januari sampai Aparil 2020, ada sebanyak 180 kasus DBD di Kuansinh.
Data yang dikelompokkan per kecamatan, kecamatan Kuantan Tengah yang paling banyak terdapat kasus DBD yakni 66 kasus.
"Itu memang data kita," kata kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kuansing, Jumardi, Minggu (12/4/2020).
Teluk Kuantan sendiri berada di kecamatan Kuantan Tengah. Teluk Kuantan merupakan ibukota kabupaten Kuansing.
Setelah Kecamatan Kuanta Tengah, disusul kemudian kecamatan Gunung Toar dan Kuantan Mudik denhan masing-masing 22 kasus.
Di kecamatan Benai ada 17 kasus. Di Sentajo Raya ada 15 kasus. Di kecamatan Cerenti ada 10 kasus, kecamatan Singingi dan Kuantan Hilir masing-masing 7 kasus dan kecamatan Pangean serta Logas Tanah Darat masing-masing 5 dan 2 kasus.
"Kecamatan lainnya itu masing-masing satu kasus," ujarnya.
Sedangkan dua kasus DBD yang berujung kematian masing-masing berada di kecamatan Benai dan Sentajo Raya.
Sejak Januari hingga April 2020, jumlah kasus DBD di Kuansing sebanyak 180 kasus.
Dari 180 kasus tersebut, pada Januari kasus DBD terbanyak yang ditemukan yakni 91 kasus.
Pada Februari sebanyak 31 kasus. Sedangkan di Maret sebanyak 56 kasus. Sedangkan April ini baru tercatat ada 2 kasus.
Pada 2019 lalu, ada 246 kasus DBD yang terjadi di Kuansing. Sedangkan pada 2018, jumlah kasus DBD hanya sebanyak 75 kasus.
Bila dipersentasekan, penderita DBD di Kuansing pada 2019 lalu mengalami peningkatan sekitar 300 persen dari 2018.
Kasus DBD di 2020 ini diperkirakan akan melebihi jumlah kasus di 2019 lalu.
Sebab periode September - Desember juga merupakan periode dimana kasus DBD meningkat tajam.
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )