Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Obat Flu Ini Mampu Mempercepat Pemulihan Pasien Covid-19, Sedang Proses Ujicoba Klinik

Wabah Virus Corona masih menyebar di Dunia, dengan jumlah korban jiwa masih bertambah.

Editor: Ilham Yafiz
Silvio AVILA / AFP
Seorang dokter merawat seorang pasien yang terinfeksi COVID-19 di Unit Perawatan Intensif dari Hospital de Clinicas, di Porto Alegre, Brasil, pada 15 April 2020 lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Wabah Virus Corona masih menyebar di Dunia, dengan jumlah korban jiwa masih bertambah.

Virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China ini hingga kini belum ada obatnya.

Sejumlah dokter kini mulai mengujicoba obat flu favipiravir untuk mengobati pasien virus corona, dengan argumen keampuhan anti virus dari obat ini bisa dimanfaatkan.

Obat flu dengan nama dagang Avigan itu mendapat ijin di Jepang tahun 2014.

Hasil sementara menunjukkan, obat flu ini bisa memperpendek waktu pemulihan pasien Covid-19.

Kementrian sains dan teknologi Cina menyebutkan, obatnya menunjukkan “hasil klinis sangat bagus“.

Saat ini ada lima ujicoba klinik di beberapa negara, termasuk di Italia, Jepang dan Amerika Serikat.

Fujifilm Toyama Chemical menyatakan, ujicoba keampuhan obat dilakukan pada kelompok 100 pasien hingga akhir Juni mendatang.

Studi di Jepang akan memberikan obatnya selama lebih 14 hari kepada pasien pada kisaran umur 20 sampai 74 tahun. “Penelitiannya akan memantau beragam faktor“, kata Gaetan Burgio, pakar genetika dari Australian National University's College of Health and Medicine kepada kantor berita AFP.

Termasuk diantaranya, efek klinis penting pada demam, batuk, oksigenasi, jangka waktu penyembuhan dan waktu perawatan di rumah sakit. Juga diamati seberapa cepat virusnya dibersihkan dari sistem bersama x-ray atau CT scan untuk pneumonia.

“Jika kami melihat penurunan signifikan dalam hasil ujicoba klinis dan beban virus lebih rendah pada kelompok pasien yang diberi favipiravir, ini akan jadi indikasi bagus untuk uji klinik dengan skala lebih besar“, ujar pakar genetika Burgio.

Standar ketat ujicoba

Ujicoba favipiravir untuk mengobati virus corona dilakukan dalam standar yang sangat ketat. Tujuannya untuk menjamin bahwa obatnya aman dan efektif pada jumlah pasien yang cukup banyak.

“Penelitian lebih kecil sudah ada laporanya. Namun sulit menarik kesimpulannya, karena jumlah pasien amat kecil, dan tidak ada pembanding yang diberi plasebo. Lebih seringnya dibandingkan dengan obat lain“, ujar Stephen Griffin, pakar virologi dari University of Leeds, Inggris.

Favipiravir bekerja dengan cara memblokir virus untuk berkembang biak di dalam sel. Sejauh ini masih ada kekhawatiran terkait keamanannya. Karena dalam uji laboratorium, obat flu ini mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan. Karena itu dokter disarankan tidak memberikan obat pada wanita hamil.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved