Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Miliarder Amerika Kabur ke New Zealand, Sembunyi di Bunker Miliaran Rupiah Guna Hindari Virus Corona

Miliarder Amerika Serikat kabur dan bersembunyi di sebuah bunker di New Zealand guna hindari virus corona.

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Rinal Maradjo
rising s co
foto bunker kiamat di new zealand 

TRIBUNPEKANBARU.COM, NEW YORK - Seorang miliarde muda dari Silicon Valley, California mengasingkan diri ke sebuah Bunker bawah tanah di Selandia Baru. Miliarder itu mengasingkan diri agar terhindar dari dampak wabah Virus Corona di Amerika Serikat.

Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Bloomberg pada Rabu (22/4/2020), jutawan muda itu diketahui mengasingkan diri ketika Gary Lynch, manajer umum Rising S Co, sebuah perusahaan penyedia tempat penampungan kiamat mengatakan,

Pada awal Maret lalu, ia menerima telepon dari pengusaha yang menanyakan cara membuka kunci Bunker , yang belum pernah digunakan sebelumnya.

"Pengusahan itu menanyakan tentang cara menghidupkan pemanas air, dan filter udara," sebut Gary Lynch.

Gary Lynch juga menyebutkan, selama ini pengusaha itu belum pernah samasekali menggunakan bunker bernilai jutaan dolar tersebu.

Sehingga, ia tidak ingat bagaimana cara membuka Bunker tersebut..

foto bunker kiamat di new zealand
foto bunker kiamat di new zealand (rising s co)

Jutawan muda itu disebutkan memiliki sebuah perusahaan di Bay Area namun menetap di New York.

Kota tersibuk di dunia itu sendiri saat ini menjadi episentrum wabah Virus Corona di dunia.

"Dia pergi ke Selandia Baru untuk melarikan diri dari semua yang terjadi," kata Lynch.

Lynch sendiri menolak memberitahu identitas lengkap pemilik bunker karena dia harus menjaga merahasiakan daftar kliennya. "Dan sejauh yang saya tahu, dia masih di sana."

Selandia Baru sendiri menjadi daerah yang menjadi tujuan bagi orang kaya di dunia untuk membangun atau menyewa bunker guna menghadapi hari kiamat atau krisis global seperti yang terjadi hari ini.

Bagi mereka yang sangat kaya, menyewa atau membeli bunker itu adalah sesuatu yang wajar wajar mengingat besarnya pendapatan mereka, demikian dilaporkan Bussines Insider.

Harga Bunker itu sendiri sangat fantastis. Bunker itu dapat dibeli dengan harga antara $ 500 ribu dolar AS ( sekitar Rp 8 Miliar) hingga 2,4 juta Dolar AS atau sekitar Rp 38,5 miliar.

fasilitas bunker kiamat di new zealand
fasilitas bunker kiamat di new zealand (rising s co)

Tak hanya itu, agar bunker dilengkapi dengan fasilitas mewah diperlukan biaya tambahan sekitar 20 juta dolar AS atau sekitar Rp 320 Miliar.

Lynch mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk menggali tanah dan mengubur bunker.

Semuanya dilakukan secara diam-diam sehingga penduduk setempat tidak sadar, dan sekali dipasang, orang yang lewat di sana dipastikan tidak akan bisa mengetahuinya bahwa ada bunker mewah di tempat itu.

Pembuatan bunker untuk menghadapi krisis global dan hari kiamat itu sendiri sudah menjadi trend sejak beberapa tahun terakhir.

Selain Rising S Co, jaringan penampungan global bawah tanah Vivos juga telah membuat 300 bunker di bagian selatan Kota Christchurch, Selandia Baru.

fasilitas bunker di new zealand
fasilitas bunker di new zealand (rising s co)

Bos Vivos, Robert Vicino mengatakan, sejak wabah Virus Corona menghantam Amerika Serikat, perusahaannya minimal menerima dua pesanan dalam sepekan terakhir.

"Sepertinya, kita akan terus menambah Bunker - Bunker baru untuk menampung permintaan para klien," sebutnya.

Selain itu, dipilihnya Selandia Baru sebagai tempat untuk mengasingkan diri dari krisis global dikarenakan, negara kepulauan itu dikenal bersih, hijau, plus keindahan alamnya yang luar biasa.

Khusus dalam penanganan wabah Virus Corona, Selandia Baru juga dikenal sebagai negara yang cepat tanggap atas pandemi virus mematikan tersebut.

Hingga saat ini, jumlah orang tewas berjumlah 12 orang. Jumlah yang tentunya sangat sedikit dibanding dengan negara-negara lain di dunia.

Apalagi bila dibandingkan dengan korban Virus Corona di Amerika Serikat.

Saat ini, jumlah korban tewas di negara adidaya itu mencapai lebih dari 39.000 .  ( Ilham Yafiz / Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved