Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pulang Kampung dan Mudik itu Berbeda, Ini Penjelasan Presiden Jokowi

Mudik lebaran dinyatakan tidak diperbolehkan oleh pemerintah guna menekan penyebaran Virus Corona.

Editor: Ilham Yafiz
Biro Satpres
Presiden Jokowi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mudik lebaran dinyatakan tidak diperbolehkan oleh pemerintah guna menekan penyebaran Virus Corona.

Dengan adanya kebijakan tersebut, pemerintah melalui kementrian serta lembaga dan pejabat terkait, termasuk di daerah melakukan sejumlah peraturan sebagai tindak lanjut larangan mudik tersebut.

Sayangnya ribuan pemudik dari zona merah, khususnya wilayah Jabodetabek telah lebih dulu pulang kampung ke kampung halamannya di sejumlah daerah.

Kendati demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, kegiatan mudik dan pulang kampung itu berbeda.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Mata Najwa Trans 7, Rabu (22/4/2020) tadi malam.

Najwa Shihab sebagai pembawa acara menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, hampir 1 juta orang telah melakukan mudik.

Saat ini sekira 900 ribu pemudik telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Menanggapi pernyataan Najwa itu, Jokowi berujar mereka merupakan perantau yang pulang kampung.

Ia menyebut, para perantau tersebut pulang untuk menemui keluarganya yang tinggal di daerah asal.

Sebab, mereka tak bisa bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya selama pandemi virus corona.

"Kalau itu namanya bukan mudik, itu pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, mereka pulang, karena anak istrinya ada di kampung," ungkap Jokowi, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/4/2020).

Najwa Shihab lalu mempertanyakan maksud dari Jokowi yang menyebut mudik dan pulang kampung itu berbeda.

"Apa bedanya bapak, pulang kampung dengan mudik?" tanya Najwa.

Menurut Jokowi, mudik merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat pada Hari Raya Idulfitri.

"Kalau mudik itu di hari lebarannya, untuk merayakan hari raya idulfitri," jawabnya.

"Jadi cuma masalah waktunya saja," Najwa Shihab menimpali.

Jokowi kembali mengulangi, bahwa pulang kampung dilakukan oleh perantau karena ingin menemui keluarga yang tinggal di daerah.

"Kalau pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tapi anak istrinya berada di kampung," jelas Jokowi.

Najwa kembali menegaskan, perbedaan dari mudik dan pulang kampung berarti hanya terletak pada waktu pelaksanaan.

Mengingat, orang yang mudik atau pulang kampung tersebut bisa membawa virus corona ke kampung.

"Tapi hanya perbedaan waktu saja, kegiatan mereka sama, mereka pulang membawa virus ke rumah itu juga sama," ujar Najwa.

Kemudian, Jokowi menerangkan kondisi dari para perantau yang menyewa rumah di Jakarta, akan lebih rentan untuk tertular virus corona.

Selanjutnya, para perantau tersebut akan disiapkan tempat isolasi setelah sampai di daerah asal.

"Coba lihat di lapangan, di Jakarta mereka (perantau) menyewa ruangan 3x3 meter isinya 8-9 orang."

"Mereka di sini tidak bekerja, lebih bahaya mana di dalam ruangan atau pulang ke kampung, yang di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa."

"Kita harus melihat lebih detail di lapangan angka-angkanya," jelas Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan, setiap kementerian sebelumnya mempunyai sikap yang berbeda terkait kebijakan mudik di tengah pandemi virus corona ini.

"Semua kementerian itu pro dan kontra, ada yang setuju ada yang tidak setuju," ujarnya.

"Tapi sejak awal sudah saya sampaikan kepada menteri bahwa suatu saat akan saya larang," jelas Jokowi.

Ia mengatakan, jutaan orang bersikeras tetap ingin mudik ke daerah asal, meskipun sudah ada imbauan dari pemerintah.

"Itung-itungan terakhir kita yang masih ingin mudik, itu kajian lapangan kita masih jutaan, bukan ribuan," terangnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Presiden Jokowi

Editor: Muhammad Fatoni

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved