Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Hancurnya Hati Juriah, Jangankan Kabar yang Diterima, Jasad Anaknya Saja Tak Pernah Ia Lihat

Setahun lalu pamit, Juriah tak pernah lagi dnegar kabar anaknya. Bahkan jasad putranya itu tak pernah ia lihat. Sungguh hancur hatinya

Editor: Budi Rahmat
Internet
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Pamit dengan harapan meringankan beban orangtua, Ari (25) tak pernah lagi terdengar kabarnya.

Sang ibu Juriah yang menunggu harap-harap cemas bagaimana nasib anaknya yang diketahui bekerja di kapal asing.

Juriah berupaya menelpon anaknya itu setelah berbulan-bulan bekerja tak pernah memberikan kabar.

Namun sayang, Ari tak pernah bisa dihubungi. Bahkan sampai akhir hayatnya Juriah tidak pernah lagi mendengar kabar anaknya.

 Kesedihan Keluarga ABK yang Jenazahnya Dilarung ke Laut, Tak Bisa Hubungi Anaknya

 TERUNGKAP, BP2MI Terima 389 Aduan dari ABK Sejak 2018: Terbanyak Gaji Tak Dibayar

 Kisah ABK Indonesia Dilarung di Laut Oleh Kapal China, Tidak Pernah Komunikasi dengan Orangtua

Tewas Usai Dibudak Puluhan Jam dengan Gaji Cuma Rp 135 Ribu, Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dilempar ke Tengah Laut, Aksinya Dibongkar YouTuber Hingga Viral
Tewas Usai Dibudak Puluhan Jam dengan Gaji Cuma Rp 135 Ribu, Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dilempar ke Tengah Laut, Aksinya Dibongkar YouTuber Hingga Viral (Tangkap layar YouTube/MBC via Kompas.com)

Ia hanya mendapatkan kabar jika anaknya itu sudah meninggal dunia. Yang membuatnya pilu dan hancur adalah, jasad anaknya justru dilarung ke laut tanpa meminta izin kepadanya.

Sungguh Juriah merasakan begitu pilu. sejak menerima pekerjaan dan pergi meninggalkan kelurag, Juriah begitu rindu pada anak laki-lakinya itu.

Juriah merupakan warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Hati Juriah seolah hancur, putranya Ari (25) meninggal dunia dan jasadnya dilarung begitu saja tanpa kabar dan persetujuan pihak keluarga.

Juriah mengungkapkan, orang tersebut mencari pemuda desa yang mau bekerja di kapal luar negeri.

Anaknya, Ari menjadi salah satu orang yang menerima tawaran.

"Saat itu ada enam mau menerima tawaran orang itu, salah satunya Ari dan temannya akrab, Jefri," kata Juriah.

Tak bisa menghubungi Namun rupanya, selama bekerja di Kapal Long Xing 629 China, Juriah tak bisa menghubungi anaknya. Ia rindu pada putranya yang sudah berbulan-bulan bekerja di kapal tersebut.

 Selain Kasus Kematian, Ternyata Gaji ABK Indonesia yang Kerja di Kapal Asing Sering Tak Dibayar

 VIDEO: 14 ABK WNI yang Diperbudak Kapal China Long Xing 629 Tiba di Tanah Air

Kerinduan itu berujung kekecewaan karena Ari tidak pernah bisa dihubungi.

"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," Juriah tertunduk.

Hingga saat-saat terakhir sampai mereka mengetahui putranya meninggal dan dilarung ke laut, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari putranya.

Begitupun Juriah, tak bisa menyampaikan pesan apapun terhadap anaknya.

Setelah putranya 14 bulan bekerja, Juriah malah mendapatkan kabar duka.

Seseorang yang mengaku sebagai bos Ari di Jakarta meneleponnya.

Juriah diminta segera ke Jakarta.

"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.

Lebih mengejutkan lagi, mereka mengetahui jenazah Ari telah dilarung tanpa persetujuan keluarga.

Juriah memohon, pihak berwenang mengusut kasus ini.

 Video: Kasus Eksploitasi ABK Indonesia di Kapal China Seperti Cerita Lama yang Berulang

 Penyebab Kematian 3 ABK Warga Indonesia di Kapal Long Xing 629 Milik China Harus Diusut Tuntas

Juriah dan Rohani orang tua Ari ABK asal Ogan Komering Ilir yang jenazahnya di larung ke laut oleh kapal tempat ia bekerja menuntut kasus itu diusut tuntas dan hak-hak Ari selama bekerja diserahkan.
Juriah dan Rohani orang tua Ari ABK asal Ogan Komering Ilir yang jenazahnya di larung ke laut oleh kapal tempat ia bekerja menuntut kasus itu diusut tuntas dan hak-hak Ari selama bekerja diserahkan. (KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG)

"Kami tidak senang, kami minta kasusnya diusut," kata Juriah.

Sebab, di mata ibundanya Rohani, Ari adalah sosok anak yang perhatian dengan orangtuanya.

Ketika berangkat bekerja di kapal pun, Ari berpamitan untuk meringankan beban keluarganya.

"Ari anak yang baik dan suka membantu orangtua," kenang Rohani pilu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pilu Keluarga ABK Kapal China, Jasad Anak Dilarung Tanpa Persetujuan, Tak Pernah Bisa Hubungi Putranya

 Kasus Perlakuan Kapal China Pada ABK Indonesia: Gaji, Jam Kerja Tak Manusiawi Hingga Diskriminasi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved