Kekuatan Tiongkok di Laut China Selatan, Total 7 Pangkalan Militer Serta Fasilitas dan Persenjataan
Pemerintah Beijing juga mengklaim menguasai 80 persen wilayah Laut China Selatan. Baru-baru ini melarang nelayan sekitar menangkap ikan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Laut China Selatan sangat penting artinya bagi negara-negara di sekitar, terutama kawasan Asia enggara.
Laut ini menyediakan makanan dan pekerjaan bagi jutaan orang di wilayah sekitar tersebut sejak lama.
Namun baru-baru ini, pemerintah China melarang penangkapan ikan di Laut China Selatan guna menjaga stok tangkapan ikan.
Tak hanya itu, pemerintah Beijing juga mengklaim menguasai 80 persen wilayah Laut China Selatan.
Dilansir dari South China Morning Post pada Jumat (8/5/2020), aturan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Mei hingga 16 Agustus 2020.
Dan penjaga pantai China memastikan akan mengambil langkah-langkah ketat untuk menegakkan aturan ini.
Termasuk menggunakan militer.
Perlukah kita khawatir? Tentu saja!
Sebab, Anda akan bergidik jika melihat senjata-senjata hingga apa saja yang ada di pangkalan militer China di Laut China Selatan.
Pada Maret 2017, lembaga kajian pakar (think tank) Amerika Serikat menyebutkan bahwa otoritas China sudah menempatkan pesawat tempur berikut peluncur rudalnya di pangkalan militer yang dibangunnya di Laut China Selatan.
Pangkalan-pangkalan itu sendiri terdiri dari angkatan laut, udara, radar, dan fasilitas pertahanan rudal.
“Beijing sekarang dapat menggeser aset-aset militernya."
"Termasuk pesawat tempur, dan peluncur-peluncur dual bergerak, ke Kepulauan Spratly kapan saja,” kata Asia Martitim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, AS, seperti dilansir kompas.com.
AMTI sendiri pernah merilis citra satelit dari pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross.
Di mana ketiganya terlihat sudah memiliki landasan sebagai simbol adanya pangkalan udara.
