Isteri George Floyd Menangis & Pegang Erat Tangan Putri Semata Wayangnya: Saya Ingin Keadilan
seorang putri semata wayang yang masih berusia 6 tahun, Floyd adalah sosok ayah yang baik dan tidak pantas meninggal tragis seperti itu.
Baden berpengalaman dalam menangani kasus-kasus besar, termasuk kasus kematian 2014 lalu, Eric Garner, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York.
"Banyak polisi punya kesan bahwa jika Anda dapat berbicara, itu berarti Anda sedang bernapas. Itu tidak benar, "kata Baden.
"Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak bernapas," ucapnya sambil menirukannya.
Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mengatakan empat polisi yag berada di tempat kejadian harus menghadapi tuntutan. Jadi bukan hanya Chauvin.
"Tidak hanya lutut di leher George penyebab kematiannya, tapi begitu juga dua polisi lain yang melakukan hal yang sama di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke dalam otaknya, tetapi aliran udara ke dalam paru-parunya," kata Romanucci.
"Karena itu semua petugas di TKP harus bertanggung jawab," tegasnya.
Ben Crump, pengacara kepala dari keluarga Floyd, mengatakan autopsi independen dan bukti video memembuktikan, Floyd sudah tewas ketika ia masih berbaring di jalan dengan polisi di atasnya.
Keluarga Floyd juga meminta agar aksi protes kekerasan yang terjadi di Amerika Serikat untuk segera diakhiri.
"George meninggal karena ia membutuhkan napas, menghirup udara," kata Crump.
"Saya memohon Anda semua untuk bergabung dengan keluarganya dalam mengambil napas-mengambil napas untuk keadilan, mengambil napas untuk perdamaian. " (Reuters/CNN/Channel News Asia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sambil Genggam Erat Tangan Putri Semata Wayangnya, Isteri George Floyd Menangis, Saya Ingin Keadilan