Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

China Punya Lebih dari 2.200 Rudal Balistik yang Bisa Jangkau hingga 5.500 km, Ini Reaksi AS

Ribuan rudal jarak pendek dan menengah China itu adalah aset penting dalam memberikan tekanan kepada Taiwan

Editor: M Iqbal
PLA
Rudal balistik China. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Belakangan ini hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China kian memanas.

Tidak hanya soal virus corona, namun juga karena pasukan militer.

Perlu diketahui bahwa kedua negara merupakan negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.

Dilansir dari kontan.co.id pada Rabu (10/6/2020), Lembaga Penelitian Strategis Internasional (IISS) memperkirakan, China memiliki lebih dari 2.200 rudal balistik dan jelajah dengan daya jangkau 500 hingga 5.500 kilometer.

Perkiraan ini tertuang dalam laporan penilaian keamanan kawasan Asia-Pasifik tahunan yang IISS terbitkan pada Jumat (5/6/2020) lalu, dalam bab bertajuk Akhir dari Perjanjian Jangka Menengah Jangkauan Nuklir: Implikasinya untuk Asia. 

Mengutip Defense News, lembaga think thank itu merilis laporan yang membahas topik keamanan regional.

Seperti hubungan China-Amerika Serikat (AS), Korea Utara, dan kebijakan Jepang.

Menurut IISS, ribuan rudal jarak pendek dan menengah China itu adalah aset penting dalam memberikan tekanan kepada Taiwan, yang China anggap sebagai provinsi pembangkang.

Meski begitu, China selalu menekankan, rudal balistik dan jelajah mereka hanya untuk tujuan defensif.

Rudal-rudal tersebut memberi China apa yang IISS gambarkan sebagai "keunggulan komparatif" di kawasan Asia-Pasifik.

Sehingga, kecil kemungkinan China akan dengan sukarela menandatangani pakta kontrol senjata potensial.

Laporan IISS menyebutkan, AS mungkin mengerahkan rudal sejenis ke kawasan Asia-Pasifik untuk mengatasi ketidakseimbangan mereka dalam senjata itu dengan saingannya di wilayah tersebut.

Hanya, IISS mengingatkan, ada risiko dua kali lipat dalam pengerahan senjata-senjata semacam itu ke Asia-Pasifik. 

"Memperburuk kekhawatiran China bahwa rudal akan diposisikan untuk digunakan melawannya, meningkatkan potensi respons dari China yang bisa mengarah pada siklus aksi-reaksi pengembangan dan penyebaran senjata dan berlanjutnya ketidakstabilan regional," sebut IISS.

AS kirim rudal pencegat ke Korea Selatan

AS juga dihadapkan dengan kesulitan mendasar, dengan sekutu dan mitra regional yang tidak mungkin menyetujui untuk menempatkan rudal semacam itu di wilayah mereka.

Sebagian karena khawatir China melakukan pembalasan diplomatik dan ekonomi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved