Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tanggapi Ancaman Adik Perempuan Kim Jong Un, AS Bantu Korsel Pantau Pergerakan Tentara Korut

Sebelum ancaman tersebut diontarkan oleh Kim Yo Yong, Korut telah meledakan kantor penghubung kedua negara.

Tribun Medan via Tribun Sumsel
Kim Jong Un dan Kim Yo Jong 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Amerika Serikat membantu Korea Selatan dalam memantau dan mendeteksi pergerakan tentara Korut

Hal itu menanggapi ancaman dari adik perempuan Kim Jong UnKim Yo Jong yang bakal mengerahkan tentaranya ke perbatasan. 

Sebelum ancaman tersebut diontarkan oleh Kim Yo Jong, Korut telah meledakan kantor penghubung kedua negara.

Sebelumnya, Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara mengatakan, mereka sedang meninjau rencana aksi untuk maju ke zona yang telah berstatus demiliterisasi di bawah perjanjian Utara-Selatan, mengubah garis depan menjadi benteng dan semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap Korea Selatan.

Pernyataan itu muncul di tengah-tengah peringatan Kim Yo Jong, saudari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang mengatakan, Korea Utara akan mengambil tindakan militer untuk menghukum Korea Selatan karena gagal menghentikan pembelot meluncurkan selembaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.

Tambah lagi, Korea Utara meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan yang ada di kota perbatasan mereka Kaesong pada Selasa (16/6/2020).

"Kami menanggapi situasi ini dengan serius. Terhadap langkah-langkah militer Korea Utara, Korea Selatan dan AS secara ketat memantau dan mendeteksi mereka di bawah koordinasi yang erat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Chok Hyun-soo, Selasa (16/6), seperti dikutip kantor berita Yonhap. 

Kementerian Pertahanan menegaskan, militer Korea Selatan dalam keadaan siaga penuh.

"Postur kesiapan dalam persiapan untuk keadaan apa pun," tegas Chok.

Militer Korea Utara tidak memberikan secara spesifik langkah-langkah selanjutnya, tetapi mungkin merujuk ke daerah di sekitar kota perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang, di mana mereka telah menarik pasukannya untuk memfasilitasi proyek-proyek ekonomi dan pariwisata antar-Korea yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi.

Di bawah pakta militer antar-Korea yang ditandatangani pada 19 September 2018 bertajuk Comprehensive Military Agreement (CMA), Korea Utara dan Korea Selatan menerapkan beberapa langkah pengurangan ketegangan.

Misalnya, demiliterisasi Area Keamanan Bersama (JSA) yang membatasi kedua Korea. Kemudian, mengosongkan pos penjagaan mereka di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ).

"Pakta militer antar-Korea harus dijaga. Ini adalah sikap dasar kami," ujar Chok.

"Sambil mempertahankan postur kesiapan yang kuat, kami percaya upaya yang telah kami lakukan untuk mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea akan terus berlanjut".

(*)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved