Respon Bentrokkan Militer dengan China, India Geser Jet Tempur dan Kapal Perang Lebih Dekat ke China
Pascabentrok fisik tentara India dan China di perbatasan kedua negara tersebut di pegunungan Himalaya, India langsung merespon keras.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pascabentrok fisik tentara India dan China di perbatasan kedua negara tersebut di pegunungan Himalaya, India langsung merespon keras.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah memberikan perintah kepada angkatan bersenjata India untuk melakukan perekrutan darurat.
Kebijakan ini diambil guna menambah cadangan perangnya setelah konflik dengan China di perbatasan yang disengketakan kedua negara.
Defence News mengutip Economic Times melaporkan, Pemerintahan Modi sudah meminta Kepala Staf Pertahanan India Jenderal Bipin Rawat untuk berkoordinasi dengan tiga angkatan untuk memprioritaskan perekrutan jika perlu.
Mereka yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan kepada Economic Times, Angkatan Laut India juga telah mendapat lampu hijau untuk mengerahkan kapal perang di dekat Selat Malaka, dan jika perlu di tempat lain di kawasan Indo-Pasifik untuk melawan tindakan China.
Mesin perang Angkatan Udara India termasuk pesawat tempur juga telah bergerser ke lokasi yang dekat dengan perbatasan China.
Situasi di perbatasan Himalaya yang memisahkan antara wilayah India dan China, yang kedua negara sengketakan, semakin memanas seiring bentrokan militer dua pihka pada Senin (15/6/2020) malam yang menewaskan setidaknya 20 tentara India.
Tentara Kedua Negara Gugur
Konflik fisik militer China dan India ternyata juga menimbulkan korban jiwa dari pihak China dengan adanya tentara yang tewas.
Berbeda dengan Indoa yang nyata mengonfirmasi gugurnya tentara mereka dalam konflik fisik di wilayah perbatasan tersebut.
China hingga kini menutup diri enggan mempublikasikan apa yang sebenarnya terjadi.
China hingga kini belum mengumumkan jumlah korban.
Kendati demikian, menurut intelijen Amerika Serikat (AS) setidaknya ada 35 tentara China tewas akibat pertempuran tanpa senjata di wilayah Himalaya Barat.
Mengutip US News, sumber intelijen AS menyebutkan China tidak mengumumkan korban itu karena menganggap korban di antara pasukan mereka sebagai penghinaan bagi angkatan bersenjatanya.
Dan mereka belum mengkonfirmasi jumlah tersebut karena takut akan membuat musuh lain semakin berani menurut analisa sumber itu.
