Jelang 1 Juli, Pengamanan Diperketat, Polda Jabar Kirim 96 Personel Brimob ke Papua, Antisipasi KKB
Papua kini dimaksimalkan pengamanannya jelang peringatan HUT Kemerdekaan papua Barat.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Papua kini dimaksimalkan pengamanannya jelang peringatan HUT Kemerdekaan papua Barat.
Pengetatan pengamanan di papua jelang HUT Papua Barat dilakukan guna mengantisipasi terjadinya aksi kriminal bersenjata oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Polda Jawa Barat mengirimkan bantuan 96 orang personel Brimob ke Papua guna memaksimalkan pengamanan TNI-Polri di sana.
Teror KKB Papua memang cukup gencar di beberapa bulan terakhir.
Terlebih lagi ada indikasi teror KKB Papua akan meningkat menjelang 1 Juli, yang diklaim sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat.
Polda Jawa Barat menerjunkan 96 personel Brimob ke Papua untuk membantu pengamanan di wilayah yang rawan gangguan KKB Papua.
Melansir dari Antara, Wakil Kepala Polda Jawa Barat, Brigadir Jenderal Polisi Akhmad Wiyagus, menyampaikan para personel itu bakal bertugas selama enam bulan ke depan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Akhmad mengaku hal ini merupakan suatu kehormatan dapat membantu mengamankan Papua dari teror KKB Papua.
"Hal ini merupakan suatu kehormatan dan kepercayaan bagi jajaran Sat Brimob Polda Jawa Barat.
Mengingat situasi dan kondisi Kamtibmas di Papua saat ini sangat fluktuatif yang dipicu tindakan KKB Papua yang melakukan gangguan keamanan dan ketertiban" kata dia, dalam keterangannya di Bandung, Senin(29/6/2020).
Ia menekankan kepada seluruh personel agar mengimplementasikan pedoman dalam pelaksanaan penugasan tersebut setelah sebelumnya menjalani pelatihan.
Sehingga, ia berharap para personel itu dapat memberikan pengamanan maksimal kepada masyarakat Papua.
"Penekanan yang perlu dilaksanakan, yaitu jaga keselamatan, kekompakan, dan hindari sikap serta tindakan yang tidak mencerminkan karakter dan jati diri sebagai sosok pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat" katanya.
Selain itu, ia juga memerintahkan agar para personel Korps Brigade Mobil itu dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan unsur TNI, instansi terkait dan masyarakat pribumi dalam penugasan tersebut.
"Semoga segala upaya dan usaha dalam pelaksanaan tugas, senantiasa mendapat ridho, bimbingan, kekuatan dan perlindungan Allah SWT serta dapat kembali ke jajaran Polda Jawa Barat dengan sehat, lengkap dan selamat" katanya.
Seperti diketahui, ada 3 daerah yang rawan teror KKB Papua jelang 1 Juli yang diklaim sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat.
Melansir dari Antara, tiga daerah tersebut adalah Kabupaten Mimika, Kabupaten Intan Jaya, dan Kabupaten Nduga.
Ribuan personel telah disiagakan untuk mengantisipasi aksi KKB Papua di ketiga daerah tersebut.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta agar aparat TNI-Polri meningkatkan kewaspadaan.
Sekadar informasi, tanggal 1 Juli diklaim sebagai hari kemerdekaan Papua Barat oleh KKB Papua dimulai sejak tahun 1971.
Melansir dari Wikipedia, saat itu Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Juli 1971.
Tapi konflik antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem.
Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM dan KKB papua sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.
Mulai saat itulah aksi teror KKB Papua terbagi menjadi beberapa kelompok.
Teror KKB Papua semakin beringas pada tahun 1976, dan masih berlanjut sampai sekarang.
• Tragedi Malam Pertama, Ciuman Brutal Pengantin Pria Berujung Maut Bagi Pengantin Wanita
• LAPOR Pak Jokowi! Tanah Wakaf Suami Dirampas oleh Perusahaan Kertas: Nenek 93 Tahun Juga Diteror
• Gisel Pelihara Puluhan Cupang, Punya Hobi Baru Selama Masa Pandemi di Rumah
KKB Papua menyerah, alasannya ingin hidup normal
Seperti diketahui, anggota KKB Papua di Puncak Jaya bernama Tendison Enumbi menyerah dan kembali ke NKRI setelah dibujuk oleh TNI.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Eko Daryanto mengatakan, penyerahan diri yang dilakukan Tendinson berkat pendekatan persuasif yang dilakukan aparat Kodim 1714/ Puncak Jaya.
Saat proses pendekatan itu, dikatakan, Tendinson sempat mengaku ingin hidup normal.
Selain itu, ada keluarga yang harus diberikan nafkah.
"Tendinson sempat menyampaikan dirinya ingin kembali ke jalan yang benar dan hidup normal," kata Eko, seperti dilansir dari Kompas dalam artikel 'Seorang Anggota KKB Menyerahkan Diri, Mengaku Ingin Hidup Normal'
Proses penyerahan diri dilakukan secara simbolis dengan menyerahkan senjata yang dimiliki Tendinson kepada Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Senin (22/6/2020).
Penyerahan diri yang dilakukan Tendinson juga mendapat respons positif dari Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya.
Bahkan, yang bersangkutan juga akan difasilitasi untuk mendapatkan pekerjaan secara layak.
"Bupati kan pernah sampaikan nanti mereka yang fasilitasi untuk pekerjaannya," kata Eko.
Sebelumnya, Komandan Kodim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Agus Sunaryo berhasil membujuk seorang anggota KKB Papua wilayah Mewoluk Tendison Enumbi untuk kembali ke NKRI.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto dalam keterangan tertulis, Jumat, membeberkan kronologinya.
Eko mengatakan kronologinya bermula ketika Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo berkomunikasi selama satu bulan dengan salah satu anggota KKB Papua Tendison Enumbi.
Kolone Eko mengungkapkan bahwa setelah komunikasi berjalan lancar selama satu bulan, Tendison Enumbi menyampaikan akan menyerahkan diri ke pemerintah.
Selanjutnya padai Kamis (18/6) Tendison Enumbi dan Dandim merencanakan akan bertemu di sekitar Kota Mulia untuk menyerahkan senjata pistol jenis Barreta buatan Italia beserta amunisinya.
Tetapi saat perjalanan menuju Kota Mulia Tendison yang berangkat dari kampung Elubo, Distrik Mewoluk terjatuh di kali Mewoluk dan menyebabkan pistol yang di bawa meletus dan mengenai di bawah pinggang kanan tembus betis kaki kanan.
Sekitar Pukul 15.30 WIT masyarakat yang menemukan Tendison Enumbi yang sedang terluka membawanya bertemu dengan wakil ketua Klasis hingga mengajak korban ke kota Mulia untuk berobat.
Saat perjalanan menuju RSU Mulia, Tendison menyampaikan kepada kelompoknya yang ada disekitar TKP, untuk tidak usah mengikuti dia dan membubarkan diri dikarenakan ia akan menyerahkan diri ke pemerintah dengan senjata yang dibawa.
Setelah tiba di RSU Mulia Tendison Enumbi langsung ditangani oleh pihak medis untuk dilakukan pemeriksaan di ruangan Radiologi dilanjutkan pengecekan Rontgen.
Sementara itu menunggu kesembuhan Tendison, penyerahan senjata secara resmi dari Tendison yang diwakili oleh keluarga ke Pemerintah melalui Bupati Puncak Jaya yang selanjutnya direncanakan akan diserahkan kepada aparat TNI/Polri pada Senin (22/d) di Alun-alun Roh kudus Kabupaten Puncak Jaya.
Melansir dari Antara, kabar terbaru menyebutkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak Jaya sudah menerima secara simbolis satu pucuk pistol jenis Baretta beserta lima butir amunisi milik Tendison Enumbi.
Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda dalam siaran persnya di Jayapura, Senin, mengatakan Tendison Enumbi (anggota KKB Papua) dengan kesadaran diri sendiri telah menyerahkan senjata api kepada negara.
"Ini merupakan hasil kerjasama dengan melakukan pendekatan dan komunikasi yang dibangun selama ini, sehingga masyarakat dapat membangun kepercayaan kepada pemerintah" katanya.
Menurut Bupati Yuni, kini Tendison Enumbi, telah dirujuk ke rumah sakit di Jayapura akibat luka terkena tembakan pistolnya sendiri.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Puncak Jaya Zakarias Telenggen mengatakan pihaknya mengajak kepada seluruh stafnya untuk terus melakukan pendekatan dan pemahaman kepada masyarakat.
"Tanggungjawab untuk menjaga keamanan di Kabupaten Puncak Jaya bukan hanya tanggungjawab TNI/Polri, tapi seluruh masyarakat yang berada di Kabupaten Puncak Jaya" katanya.
Senada dengan Yuni Wonda, Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan penyerahan ini adalah hal yang sangat luar biasa, di mana tidak semata-mata menyerahkan secara langsung namun melalui proses panjang yakni pendekatan kepada Tendison selama kurun waktu sebulan.
"Komunikasi terus dilakukan, kami mengajak untuk menyerahkan senjata, Tendison juga sempat menyampaikan bahwa dirinya ingin kembali ke jalan yg benar dan hidup normal" kata Dandim.
Hal yang sama juga dikatakan Kapolres Puncak Jaya AKBP Mikael Suradal, pihaknya sebagai aparat keamanan sangat mengapresiasi atas kesadaran Tendison Enumbi yang menyerahkan senjata api kepada bupati.
Menurut Mikael hal itu sesuai Undang-Undang Nomor 12/1951 disebutkan masyarakat sipil tidak berhak menggunakan senjata api.
"Sehingga penyerahan senjata api merk Baretta ini dapat kami lanjutkan dengan penyelidikan dan penyidikan untuk mengurai sejauh mana peruntukkan senjata api selama ini" ujarnya.
Sekadar diketahui, senjata tersebut diserahkan oleh Anggota DPRD Puncak Jaya Koti Weya kepada Bupati Yuni Wonda di sela sela kegiatan apel gabungan Senin (22/6) pagi di lapangan upacara kantor bupati.
Prosesi penyerahan senjata disaksikan forkopimda, jajaran ASN, dan Kepala Kampung.
( Tribunpekanbaru.com )
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Waspadai Teror KKB Papua Jelang 1 Juli Hari Kemerdekaan Papua Barat, Polda Jabar Kirim 96 Brimob,
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Musahadah